PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik yang ikut program Live In Journey bersama siswa kelas I-V MI Muhammadiyah (MIM) 10 Jombang outbound di Nusantara Edupark Madiun.
Para guru dari SD Mugeb maupun MIM 10 Jombang serta wali siswa dari MIM 10 Jombang ikut mengantarkan. Mereka naik empat bus. Dua jam perjalanan panjang mereka tempuh sejak pukul 07.10-09.20 WIB.
Usai tiba di sana, para siswa sarapan terlebih dahulu. Mereka mengisi energi sebagai bekal outbound dan berenang. Alhasil, peserta mulai memasuki wahana outbound Warrior Garden di Nusantara Edupark Madiun pada pukul 10.15 WIB.
Sebelum memulai outbound yang sesungguhnya, trainer Widiarto Andaru menjelaskan tata tertib outbound. “Adik-adik yang belum bisa berenang, tidak boleh berenang di kolam Olimpic, kedalamannya 2 meter. Ketika bermain perosotan, harus naik tangga. Selanjutnya, makan dan minum di luar kolam,” ungkapnya.
Widi lantas berkelakar, “Karena adik-adik bukan ikan! Emang bisa makan dan minum di dalam air?” Spontan para siswa menggeleng dan tertawa.
Terakhir, Widi membacakan tata tertib di sesi kolam ombak. “Tidak main kolam ombak sebelum aba-aba dari lifeguard. Barang berharga seperti uang dan handphone tidak disimpan di saku, simpan di tas atau titipkan bapak ibu guru,” imbuhnya.
Setelah anak-anak memahami tata tertib wahana, mereka memasuki sesi pertama, ice breaking senam. Senam penguin bersama di lapangan berumput itu sukses membuat anak-anak bergerak sambil tertawa.
Fun Game Berkelompok
Kemudian, anak-anak masuk sesi kedua, fun game berkelompok. Di sesi inilah mereka terpecah menjadi dua kelompok besar. Kelompok putri di area selatan sedangkan kelompok putra dipimpin Andre Tantowi dan Lilis Ashari tetap di wahana Warrior Garden.
Di permainan berkelompok ini mereka bergandengan tangan sambil membentuk lingkaran besar. Petunjuknya, ikuti gerakan payung.
“Fokus pada payung. Kalau payung memutar ke kiri, adik-adik memutar ke kiri. Kalau payung menutup, lingkaran merapat. Kalau payung membuka, lingkaran melebar,” terang Andre.
Lagu Gemufamire pun diputar. Trainer menggerakkan payung. Di tengah permainan, payung dikuncupkan sambil trainer berjongkok. Maka mereka merapatkan lingkaran sambil berjongkok. “Fokus, konsentrasi, dan jeli!” ajak Andre.
Di tengah outbound, Andre menyerahkan payung ke salah satu siswa MIM 10 Jombang Afifuddin Asyadul Haq kelas III. Afif selanjutnya mengembang-kuncupkan dan memutar payung untuk diikuti teman-temannya.
Selanjutnya, ada permainan mengisi air ke botol dengan gelas. Tapi bukan gelas biasa. Di gelas itu ada banyak tali di tepinya. Setiap anak pegang satu tali.
“Adik-adik jalannya sama-sama agar tidak tumpah. Kalian harus kerja sama yang bagus agar tidak menumpahkan air. Nanti dinilai yang isi airnya paling banyak,” tuturnya.
Dia lantas mengungkap strateginya. “Yang paling depan, paling rendah. Paling belakang, paling tinggi,” terangnya.
Andre kembali memotivasi peserta, “Fokus selesaikan misi. Ayo pelan-pelan.”
Usai semua menyelesaikan misi, Andre menjelaskan, “Di area fun game sebagai pembuka, kalian menjaga fokus untuk menyelesaikan semua tugas. Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah, kalian menyelesaikan tugas bersama-sama.”
Asah Keterampilan
Sesi mengasah keterampilan individu mengisi agenda berikutnya. Anak-anak diajak Trainer Widhihari Saputra menghias selembar pohon yang hanya ada batang, daun, dan ranting.
“Ini ada gambar yang masih kosong. Buat karya seindah mungkin! Bisa tempel dengan daun, bunga, dan rumput. Kita ingin tahu seberapa bagus kreativitas anak-anak. Kalau kekurangan daun, bisa ambil di sekitar,” imbuh Widhi.
Tim trainer menyediakan dedaunan dan bunga-bunga yang bisa ditempel sesuai kreasi. Setelah mengumpulkan karya, mereka mendapat segelas susu Milo.
Selanjutnya, anak-anak praktik membuat kompos bersama Andre Tantowi. Andre menjelaskan, “Semut, rayap, cacing, bakteri yang tidak bisa kita lihat membantu menguraikan zat padat.”
“Bahannya ada sekam, kotoran kambing, dan dedeg bekas selepan padi. Semua bahan dimasukkan jadi satu, kita campur,” imbuhnya. Usai tercampur, mereka langsung menabur ke tanaman di sekitar.
Di Education Station, anak-anak belajar memerah susu kambing etawa. “Kambing ini cuma untuk diperah susunya. Beda susu sapi dengan susu kambing. Susu sapi itu cuma buat kesehatan. Susu kambing buat pengobatan jadi meski sedikit tapi punya seribu manfaat,” terangnya.
Aneka manfaat susu kambing Andre paparkan. “Uuntuk memperbaiki pencernaan, usus. Ini untuk obat tulang, paru dan maag. Kalau keadaan fresh ini tidak mau minum, bisa diberi rasa,” urainya.
Peserta Live In Journey Haidar Azfar Abdurrahman ternyata suka susu itu. “Uwenak,” ujarnya usai mencicipi seteguk susu kambing.
Tak beda jauh dengannya, Muhammad Faris Habibi berkomentar, “Lumayan, enak dikit.” Sambil mengelap bibirnya.
Beda lagi dengan Rayyan Dzaka Alfarizqi. Dia ternyata tidak suka minum susu kambing murni.
Berenang
Momentum yang paling anak-anak nantikan akhirnya tiba. Sebagai penutup outbound hari itu, anak-anak berenang. Mereka menikmati sensasi berenang di kolam ombak dan anak di mana ada perosotan di sana.
Tak terkecuali Muhammad Azzabran Bahy. Meski luka di bibirnya masih basah, anak yang akrab disapa Zabran itu tetap antusias berenang bersama teman-teman.
Saat di kolam ombak, dia ambil posisi di paling depan. “Ombaknya paling terasa di situ. Di pinggir, ombaknya keras. Karena ombaknya bentuk segitiga,” terangnya.
“Seru di ombak. Tiduran gini, mengapung. Kayak ulat pas ombaknya datang,” kenang Zabran sambil menikmati segelas es teh.
Tak cukup sekali menikmati ombak di kolam itu. Zabran menambahkan, “Berdiri sambil ngikutin ombak. Pas ombak datang, melompat!”
Mengingat keseruan itu, menurutnya kurang lama main air di kolam ombak. “Mestinya di ombak saja,” sarannya.
Keseruan itu dan segala aktivitas yang telah dilalui hingga hari kedua tinggal di Jombang pun membuat Aniqah betah. “Ustadzah, kalau mau menambah sepuluh hari tinggal di sini bisa?” tanyanya sambil tersenyum.
“Serius pingin nambah sepuluh hari?” tanya Sayyidah Nuriyah SPsi, salah satu guru pendamping dari SD Mugeb.
“Kalau kata ayah malah coba nambah sebulan. Tapi nggak ah, sepuluh hari lagi aja bisa ta Ustadzah?” tanyanya lagi.
Mereka masih akan tinggal bersama warga setempat sampai Jumat (22/12/2023). Genap lima hari mengikuti Live In Journey 2023. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni