PWMU.CO – Class meeting MA Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran, Lamongan, Jawa Timur, seru dengan pertandingan voli, lomba dandan buta dan sarung joget, Senin (18/12/2023).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Mamsaka untuk mengisi waktu luang siswa pasca PAS (Penilaian Akhir Semester) Ganjil, hingga penerimaan rapor atau perpulangan santri Pondok Pesantren Karangasem.
Sebagai kegiatan tahunan yang diadakan oleh IPM Mamsaka, acara ini diikuti oleh seluruh peserta. Kegiatan meliputi olahraga, perlombaan hingga kesenian yang dilaksanakan di halaman sekolah.
Kepala Mamsaka, Purwanto, SPd mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota IPM yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Dia mengingatkan, memang ada beberapa tantangan dalam menarik minat partisipan, terutama kegiatan pasca PAS.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada IPM Mamsaka sebagai motor penggerak dan mobilisator peserta didik di setiap kegiatan. Tentu kegiatan semacam ini memberikan dampak yang baik dalam memanfaatkan waktu luang yang ada,” ucapnya.
Namun, lanjutnya, terdapat tantangan bagi penyelenggara, yaitu bagaimana kegiatan tersebut dapat menarik minat partisipan. “Mungkin dapat dimaklumi, sebab kegiatan ini dilaksanakan di waktu luang pasca PAS,” ucapnya.
Perlombaan Fun Match
Ketua panitia class meeting, Maulana Gilang Ramadhan menyampaikan, kegiatan tersebut diisi dengan berbagai perlombaan. “Ada voli, dandan buta dan sarung joget yang diikuti oleh seluruh peserta didik dengan mengutus delegasi atau perwakilan tiap kelas untuk bertanding,” jelasnya.
Dia menambahkan, perlombaan-perlombaan ini bersifat fun match yang tujuan utamanya untuk bergembira. “Setiap kelas mendelegasikan perwakilannya untuk bertanding dalam berbagai perlombaan, seperti permainan bola voli bagi peserta didik putra. Terdapat juga dandan buta dan sarung joget yang diikuti oleh peserta didik putri,” paparnya.
Dia menjelaskan, untuk permainan bola voli diikuti oleh sembilan tim sebanyak tiga babak dengan berusaha mendapatkan poin sebanyak-banyaknya di setiap babak. Kemudian permainan dandan diikuti oleh sembilan tim dengan perwakilan dua orang pada setiap tim yang saling merias dengan mata tertutup.
“Selanjutnya, sarung joget diikuti oleh sembilan tim dengan perwakilan enam orang setiap tim yang memakai sarung dengan membentuk piramida manusia sambil berjoget selaras dengan alunan nada,” katanya.
Meskipun perlombaan dilakukan di bawah matahari yang cukup terik, tapi para pemain dari berbagai perlombaan tetap semangat dan mengikuti dengan baik.
“Dengan komentar pedas dari komentator dan dukungan dari suporter serta para guru yang ikut menonton, berhasil menambah keceriaan dan kemeriahan dari kegiatan tersebut,” pungkasnya. (*)
Kontributor Muhammad Bilal Prasetyo Editor Nely Izzatul