Fermentasi
Akhirnya, Iwan mengajari anak-anak membuat pakan silase dari rumput Pakchong. Ini dimulai dari proses mencacah rumput Pakchong dengan mesin. Satu per satu siswa mencoba memasukkan rumput Pakchong ke mesin tersebut.
Setelah itu, Iwan mengajak anak-anak meracik pangan untuk difermentasi. Dia arahkan anak-anak memasukkan rumput Pakchong yang sudah tercacah ke tong, lalu dicampur dengan cairan E4 dan tetes tebu. “Ayo yang paling gendut siapa? Ini diinjak!” ajak Iwan
Muhammad Fajar Ramadhansyah dan Muhammad Faris Habibi mengacungkan tangan. Begitupula salah satu siswa MIM 10 Jombang yang berbadan besar. Mereka bergantian menginjak campuran itu agar tong terisi penuh.
“Diperem istilahnya, didiamkan anaerob (tanpa udara). Supaya kedap udara, menatanya harus full. Biar bakteri jelek gak ikut masuk,” terang Usnia.
Sambil menunjuk hasil campuran itu, Usnia menerangkan, “Ini adalah solusi buat para peternak kalau rumput tidak melimpah. Kita olah biar ternak tetap makan tapi kita gak perlu ngarit setiap hari.”
Proses fermentasi itu kata Usnia minimal selama 7 hari. “Tidak boleh dibuka. Kalau sudah dibuka, harus langsung habis dalam tujuh hari. Kalau nggak, selebihnya busuk,” imbuhnya.
Adapun fungsi masing-masing bahan juga Usnia paparkan. “E4 sumber bakteri. Tetes tebu untuk suplai makanan bakteri dari E4. Dedek untuk menyerap kadar air dalam rumput,” jelasnya, Rabu (20/12/2023). (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni