Dukung Kader yang Berbakat Politik
Yang kedua, siapkan kader-kader muda yang punya perhatian dan bakat dalam bidang politik. Didik mereka agar bisa menjadi politisi yang baik, menjadi negarawan, menjadi pejuang Islam, yang memiliki roh Islam yang kuat, akhlak yang baik, mentalnya kuat dan memiliki ideologi yang kuat. Akhlaknya dibina agar jujur, tanggung jawab, santun tetapi militan, penguasaan politiknya mendalam, ideologinya kuat, berani, bertanggung jawab, komunikatif dan lincah.
Mereka yang kualitasnya baik didorong. Kalau Muhammadiyah punya duit dibantu, dibiayai agar bisa menjadi anggota DPR dan bisa menjadi lurah, camat bupati/wali kota, gubernur, dan atau presiden.
Selain itu, mereka jangan dilepas bebas, tetapi harus selalu dikaruhke, diajak komunikasi, diminta selalu melaporkan kegiatannya, diajak musyawarah, diajak dialog, diberi masukan, kalau keliru diingatkan dengan baik dan didorong, diberi semangat agar berjuang dengan sungguh-sungguh demi agama, bangsa dan negara dengan baik. Insya Allah mereka akan menjadi pemimpin atau anggota dewan yang baik.
Jadi setelah diorbitkan jangan dibiarkan berjalan sendiri. Apalagi kalau keliru malah dimaki-maki, disalah-salahkan. Dalam memperjuangkan Islam para pemimpin Islam harus gigih dan tidak mudah putus asa, mutungan (patah semangat), gela (kecewa), ngambek (mogok), dan sebagainya. Pemimpin Muhammadiyah harus ulet, gigih, ulet, kalau dalam menyampaikan gagasannya belum berhasil, diulangi dua kali, tiga kali, empat kali, dan seterusnya,jangan berhenti.
Contoh KH Ahmad Dahlan, kalau tidak berhasil mengajak seseorang, ajak anaknya, kalau anaknya tidak berhasil cucunya. Jadi dalam kamus Muhammadiyah tidak ada kata putus asa dan bosan. Harus istikamah dan berjuang terus menerus. Maka para politisi Muhammadiyah harus gigih ulet, kreatif mencari cara yang baik. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni