PWMU.CO – Keluarga Besar Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur mengadakan wisata ke Batu dan Malang, Selasa-Rabu (2-3/1/2024).
Kegiatan ini diikuti 252 peserta. Mereka bertolak dari Ponpes Al-Ishlah usai shalat jamaah Subuh dan tiba di tempat tujuan di Jatim Park, pukul 08.50. Usai shalat Dhuhur pukul 13.00 perjalanan dilanjutjan ke Hotel Aster untuk istirahat dan bermalam. Rencananya Rabu (3/12/2024) mereka menuju ke Selecta dan sore harinya ke alun-alun Kota Batu dan mampir beli buah tangan lalu balik menuju ke pondok.
Ketua Panitia Hendra Susanto, menjelaskan rombongan itu diangkut empat bus dan satu mini bus milik pondok.
“Kegiatan ini penting guna membangun keakraban antar keluarga guru, karyawan dan dosen di lingkungan pesantren, selain itu kita perlu sesekali piknik bareng-bareng,” ujar ayah dua anak ini.
Pendapat senada disampaikan oleh Drs Afifuddin MPd, guru mata pelajaran Biologi MA Al Ishlah yang ikut dalam rombongan ini. Menurutnya acara family gathering semacam ini penting dan dibutuhkan untuk mempererat antar keluarga guru.
“Saya sengaja ajak istri saya supaya bisa membaur dan saling akrab sesama keluarga besar Al Ishlah,” ujar pria asli Paciran ini.
Semua karyawan, guru, dan dosen ini digratiskan oleh pondok kecuali bila ingin mengajak istri dan anak maka akan dikenai biaya separuh dengan fasilitas makan enam kali, menginap di hotel, dan masuk tempat wisata.
Hal itu diungkap Faried Asshidiqie, panitia bagian akomodasi. Menurutnya kegiatan ini Ponpes Al_Ishlah merogoh koceknya lumayan banyak, tapi semua itu sebanding dengan keceriaan dan keguyuban yang diperoleh keluarga besar Ponpes Al-Ishlah saat healing bareng keluarga.
Habib Chirzin salah satu guru Madrasah Aliyah Al-Ishlah yang turut dalam rombongan ini merasa beda ketika healing dengan sejumlah rombongan, karena anak-anak bisa saling kenal dan bermain bersama.
Tampak anak-anak guru yang tergabung dalam rombongan ini terus bercanda seolah tidak punya rasa lelah, hal ini dialami Bil Walidaini Ihsana putra Gondo Waloyo berdekatan duduknya dengan temannya satu kelasnya, Aidi Hamada putra Habib Chirzin.
Ada juga bocil yang merasa penat atau kecapekan, menangis sejadi-jadinya, tetapi semua memakluminya karena penumpang dalam bus itu rata-rata punya anak dan pernah mengalami demikian.
Anak-anak keluarga besar Al-Ishlah ini riang gembira, manakala melihat kolam renang yang berada tepat depan kamar mereka. Tak menunggu waktu lama satu persatu menyeburkan diri untuk renang meskipun suhu kota Batu amat dingin.
Keasyikan berenang ini tak pedulikan meskipun warna kulit mulai membiru disertai mulut terkatuk menggigil, ini dialami oleh Salwa Mumtaza binti Imaduddin yang tak mau melewatkan kesempatan berenang yang mengasyikan ini.
“Bapak Ibunya yang dipiknikkan pondok, tapi anak-anak yang menikmati fasilitas ini,” ucap Imaduddin yang punya dua anak ini. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Mohammad Nurfatoni