PWMU.CO – Seorang guru kimia harus pintar-pintar menyampaikan materi pembelajaran. Jika terlalu monoton, bisa-bisa siswa beranggapan bahwa belajar kimia itu sulit dan menegangkan. Farhana MSi, guru kimia SMA Muhammadiyah 10 GKB, Gresik mengungkapkan, seorang guru kimia sudah seharusnya siap dengan beberapa model dan strategi pembelajaran.
Sayangnya, kata guru kimia yang sukses meraih juara IV lomba microteaching tingkat nasional ini, guru sering kali mengesampingkan model dan strategi pembelajaran saat menyampaikan materinya di kelas.
(Baca: Tingkatkan Ketaqwaan Guru dan Karyawan Sekolah Muhammadiyah di GKB)
”Pembelajaran kimia seharusnya disampaikan dengan kreatif. Sehingga bisa menggugah siswa untuk antusias dalam belajar,” ujar Farhana usai menerima penghargaan sebagai juara IV dalam Chemistry Education Fair 3.0 se-Indonesia di aula Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Kamis (27/7).
Hal yang penting lagi, menurut alumni ITS, selama pembelajaran guru harus selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan atau share ide. ”Ini adalah bentuk motivasi dalam pembelajaran yang mampu mengangkat rasa ingin tahu siswa dalam belajar,” tutur guru kimia yang menyelesaikan S-2 Double Degree di De Picardie de Jules Verne Perancis.
Dalam lomba microteaching guru kimia tingkat nasional tersebut, Hana–sapaan akrabnya–harus melakukan microteaching di hadapan dosen kimia Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta selaku juri.
”Suasana belajar dan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan peserta didik dalam pemahaman materi. Guru harus interaktif, keatif, dan inovatif,” mengakhiri sesi wawancara.(ichwan arif/aan)