PWMU.CO – Musim haji 1438 H/2017 M telah tiba. Tak ketinggalan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah Kota Surabaya juga sibuk menyiapkan pemberangkatan jamaahnya. Menurut Ustad Ali Fauzi MPdI, Sekretaris KBIH Muhammadiyah Surabaya, pada tahun ini membimbing dan memberangkatkan 267 calon jamaah haji (CJH) ke Tanah Suci.
“Karena banyaknya CJH, maka untuk keberangkatan terbagi menjadi 2 kloter, yakni Kloter 6 dan Kloter 34,” ujarnya, Jumat, (28/7. Dia menjelaskan bahwa Kloter 6 masuk Asrama Haji pukul 21.00 WIB malam ini di bawah bimbingan Dr Rektor UMSurabaya dr H Sukadiono MM.
(Baca: Rektor UMSurabaya Akan Bimbing Calon Jamaah Haji KBIH Muhammadiyah Surabaya)
Pemberangkatan CJH ke Asrama Haji dikoordinir oleh KBIH yang dipusatkan di Kampus UMSurabaya yang diawali dengan acara pelepasan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Dr Mahsun Jayadi MA.
Sementara itu CJH yang tergabung di Kloter 34 akan berangkat tanggal 6 Agustus 2017 dengan pembimbing Drs H Nasirun dari Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya. Menurut data yang dihimpun PWMU.CO, Kloter 6 akan menempati Hotel Khulafaa 3. Sedangkan Kloter 34 berada di Hotel Al Lu’lua hotel, di mana kedua hotel tersebut berada di satu wilayah Syisyah.
Dalam sejarahnya, CJH yang terhimpun dalam bimbingan KBIH Muhammadiyah Surabaya tahun 2017 ini adalah rekor jumlah terbanyak sejak berdiri tahun 1995. “Alhamdulillah KBIH Muhammadiyah semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat karena memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah doa-doa manasik mudah dan praktis, serta melaksanakan program Tarwiyah yakni bermalam di Mina pada tagl 8 Dzuhijjah seduai dengan tuntunan haji Rasulullah SAW,” jelas Fauzi.
(Baca juga: Jangan Sampai ketika Ditanya, “Sampeyan Haji Apa?” Dijawab: “Kaji Dulmajid”)
Fauzi juga menerangkan bahwa tahun ini jamaah tertua adalah Rochajah (83 tahun) yang beralamat di Dharmawangsah 4/3 Surabaya. Sedangkan CJH termuda adalah Wiwik Megawati (27 tahun) dari Jalan Kapas Madya 4/63 Surabaya. Di antara 267 CJH, jelasnya, ada 2 jamaah yang memiliki kisah luar biasa, tentang sebuah perjuangan untuk mewujudkan mimpi agar bisa hadir di Baitullah.
Mereka adalah Sujinah (61 tahun), seorang pembantu rumah tangga yang selama 15 tahun tidak mengambil gajinya, karena dititipkan majikannya untuk ditabung sebagai biaya pergi haji. “Yang kedua adalah Maksum (79 tahun), tukang becak. Sejak 1996 dia menabung untuk haji. Setelah genap 20 juta, yakni tahun 2010 bisa untuk mendaftar haji,” cerita Fauzi. Selamat! (Ferry Yudi AS)