PWMU.CO – Hakikat wudhu terungkap di Tahajud Bersama yang digelar SD Muhammadiyah 1 Krian (SD Sakri) Sidoarjo, Jumat (5/1/2024).
Agenda rutin bulanan ini menjadi agenda tahajud bersama terakhir di sekolah untuk siswa kelas VI. Setelah ini, di bulan-bulan berikutnya, mereka sibuk dengan ulangan.
Wakil Ketua PCM Krian Bidang Dikdasmen dan PNF Sulton Dedi Wijaya MPd menerangkan, melalui kegiatan ini harapannya siswa bisa mengamalkan di kemudian hari. “Ibadah yang awalnya terkesan dipaksa, sedikit demi sedikit mereka merasakan nikmatnya bersujud di sepertiga malam. Hati terasa tenang,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjut Sulton, waktu hanya ditujukan untuk Allah. “Doa mudah terkabul bagaikan busur panah yang langsung menancap tepat sasaran sehingga makna shalat semakin terasa. Namun shalat tidak akan sah jika belum menyempurnakan wudhu,” lanjutnya.
Setelah mengimami tahajud 8 rakaat ditambah witir 3 rakaat, Sulton menjelaskan syarat shalat. Yakni harus wudhu dengan air yang suci dan mensucikan. “Air yang berasal langsung dari alam. Air yang belum direbus atau belum tercampur warna, rasa dan bau oleh tangan manusia. Namun jika warna dan bau itu sudah berasal dari alam maka masih diperbolehkan untuk dipakai wudhu,” jelasnya.
Dia lanjut menerangkan, “Berwudhu dimulai dari membasuh kedua telapak tangan untuk menjauhkan tangan dari harta duniawi yang kotor.”
Kemudian berkumur untuk membersihkan kotoran di mulut dengan gerakan ke kanan dan ke kiri. “Sambil berdoa dalam hati semoga mulut dijaga dari ucapan yang buruk,” imbuhnya.
Setelah itu, memasukkan air ke dalam hidung (intinsyaq) untuk menyaring kotoran di hidung. Lalu mengeluarkan dari hidung (istintsar).
“Kemudian membasuh muka. Semoga muka kita bercahaya sehingga mudah dikenali Rasulullah di hari kiamat,” imbuhnya.
Makna membasuh kedua tangan sampai siku pun ia terangkan. “Semoga di hari kiamat kita menerima catatan amal dengan tangan kanan,” ujarnya.
Berlanjut makna mengusap kepala lalu dua ujung jari membasuh telinga. “Semoga otak kita selalu cerdas, menghasilkan pikiran positif, dijauhkan dari pikiran negatif dan yang didengar telinga adalah hal-hal yang baik,” ungkapnya.
Selanjutnya membasuh kaki sampai mata kaki. “Sambil berdoa semoga nanti bisa melewati jembatan shiratal mustaqim secepat kilat,” lanjutnya.
Terakhir, doa setelah wudhu. “Nantinya akan dimudahkan masuk surga dari pintu mana saja yang disukai,” tegasnya.
Dengan membiasakan wudhu, lanjut Sulton, setan akan sulit menggoda manusia. “Karena setan menggoda manusia melalui aliran darah. Melalui perbuatan yang disukai manusia. Sangat mudah, sangat halus,” ungkap Sulton.
El Roy Sofwan, salah satu siswa kelas VI Khalid, merasa senang mengikuti kegiatan ini. “Shalat lebih tenang khusyuk. Waktu seakan untuk Allah. benar-benar merasakan ibadah, melepaskan aktivitas duniawi. Ingin bisa tahajud lagi di rumah atau yang lain,” ujarnya. (*)
Penulis Ira Susanti Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni