PWMU.CO – Tidak ada orang yang paling Muhammadiyah. Persyarikatan ini maju kalau dibangun oleh semua kader.
Hal itu disampaikan anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dikky Syadqomullah SHI MHes dalam kajian rutin bulanan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan bertempat di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu (7/1/2024).
Kajian mengusung tema Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah. Dihadiri anggota PDM, PCM, PRM, Pimpinan Daerah Aisyiyah, PCA, PRA, Ortom.
Dikky mengajak untuk merefleksikan tentang revitalisasi ideologi Muhammadiyah. ”Muhammadiyah ini perlu dibangun bersama-sama, karena tidak ada orang yang paling Muhammadiyah,” katanya.
”Apalagi Muhammadiyah di Lamongan itu mayoritas, dan harapan kita kalau Muhammadiyah itu mayoritas maka Muhammadiyah juga harus lebih kuat,” tandasnya.
Menurutnya, revitalisasi adalah sebuah proses perubahan untuk menguatkan kembali gerakan melalui penataan, pemantapan, peningkatan dan pengembangan.
”Ideologi adalah sistem atau paham yang mengandung konsep cara berpikir, cita-cita dan strategi perjuangan dalam bermuhammadiyah. Jadi Muhammadiyah ini punya strategi dan sistem yang dibangun untuk kita pelajari bersama-sama,” kata Dikky yang juga Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya.
Dia menyebutkan kitab-kitab Muhammadiyah. “Muhammadiyah ini punya buku panduan, yaitu Matan, Keyakinan dan Cita-cita Hihup Muhammadiyah (MKCHM), Himpunan Putusa Tarjih (HPT), Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kemudian Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan Kota Surabaya periode2016-2018 ini mengutip surat as-Shaf ayat 4
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh.
”Jadi Muhammadiyah itu harus bershaf lurus rapat. Bangunan yang sudah dibangun Muhammadiyah ini harus rapat dan tidak boleh longgar, karena se Indonesia bahkan dunia sudah melihat Muhammadiyah,” ujarnya.
Melihat ash-Shaf ayat 4 ini, kata Dikky, patutnya kita merevitilisasi ideologi kita, karena kita menyadari di Muhammadiyah itu ada beberapa orang yang belum paham tentang Muhammadiyah, dan masih mudah disetir.
”Tetapi menyetir Muhammadiyah itu tidak gampang, karena Muhammadiyah itu dihidupkan pikirannya, sehingga Muhammadiyah tidak gampang disetir, dan masyarakatnya juga pintar-pintar. Tetapi kadang-kadang ketaatan berorganisasi kita ini belum mantap,” terangnya.
Dikatakan, revitalisasi yang harus kita lakukan adalah tentang teologis dan ideologis (paham keagamaan dan ideologi bermuhammadiyah).
”Substansinya adalah, bagaimana kita beragama lewat Muhammadiyah. Kita fanatik dengan Islam itu karena Muhammadiyah. Karena fanatik itu boleh ketika itu tepat,” ujarnya.
Maka, kata dia, orang Muhammadiyah itu wajib ngaji, kalau tidak ngaji, supaya hatinya selalu terisi dengan ayat Allah.
Dia mengatakan, Ranting Muhammadiyah berdiri gara-gara ada pengajian. Karena ngaji adalah ruh Muhammadiyah.
Revitalisasi ideologi termasuk membangun revitalisasi kepemimpinan di Muhammadiyah.
”Ciri-ciri pemimpin sekarang itu minta dilayani, bukan melayani. Rata-rata begitu, insyaallah Lamongan bukan begitu,” katanya.
”Kepemimpinan ini harus bergerak, kalau ketuanya nggak bisa, maka digantikan yang lain. Karena Muhammadiyah itu gerakan amar makruf nahi munkar, maka harus selalu bergerak,” tandasnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto