PWMU.CO – Muhammadiyah itu lebih salafi dari salafi dalam akidah dan ibadah diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini Amar MAp pada Baitul Arqom Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik, di Hotel Tretes View Prigen, Kabuten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (13/01/2024).
Mulanyaidia menjabarkan paham agama Muhammadiyah dan masailul khamsah yang menjadi salah satu landasan ideologi Muhammadiyah
Rukmini menukil ar-Ruum ayat 30 untuk mengawali penjelasannya mengenai paham agama.
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
“Artinya fitrah beragama itu sudah melekat pada manusia,” ucapnya menjelaskan ayat itu.
Rukmini menekankan memahami agama secara benar sangat menentukan untuk dapat beragama secara tepat.”Apabila paham agama itu tidak benar maka, dan kita akan dapat bersikap yang tepat dalam agama dan mengamalkan agama Islam secara benar. Oleh karena itu untuk memahami agama secara benar kita harus punya dasar yang benar,” terangnya.
Menurutnya memahami agama dengan benar dimulai dari memahami sumber agama Islam. Ia lantas menukil, al-Isra’ ayat 9
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar”
“Makanya ngaji di Aisyiyah itu ayat dulu. Kalau saudara kita itu ngajinya kitab, pendapat dulu. Ada lagi ngajinya tekstualis, apa yang ada di ayat itu langsung diterapkan. Muhammadiyah itu lebih salafi dari salafi dalam hal akidah dan ibadah. Dalam muamalah duniawiyah itu akal sangat penting,” terangnya.
Untuk itulah menurut Rukmini menjadi penting pendekatan bayani, burhani, dan irfani yang telah diterapkan oleh Muhammadiyah.
Dia antas menjelaskan definisi agama Islam addinul islamiyyu dengan merujuk asy-Syura 13.
شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ
“Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga) kepada Nuh, yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya.”
Rukmini mencontohkan terkait pemahaman agama, sebagaimana dilakukan KH Ahmad Dahlan.
“KH Ahmad Dahlan dalam menerapkan Ali Imran ayat 102 mendirikan rumah sakit, agar umat Islam meninggal tetap dalam keadaan Islam,” terangnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni