PWMU.CO – Suplemen pembersih hati menjadi salah satu materi Baitul Arqam Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik di Hotell Royal Tretes View Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024).
Materi yang dikenal juga sebagai taharatul qulub ini disampaikan oleh Anggota Majelis Tabliq dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim Nurul Hidayah SPdI.
Nurul menyampaikan materi dengan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Peserta pun tetap terlihat antusias meskipun memasuki sesi terakhir dan waktu telah melewati pukul sepuluh malam.
“Ibu-ibu kita bagi menjadi 10 kelompok, dan tiap kelompok akan mendiskusikan satu tema tadarus. Jadi misalnya kelompok satu, mendiskusikan ayat tadarus 1 yaitu tentang tauhid,” jelasnya memandu peserta.
Setelah berdiskusi peserta diminta menuangkan hasil diskusinya pada kertas manila yang telah disediakan kemudian mempresentasikan hasil diskusi.
Adapun materi yang terdapat dalam buku Suplemen Baitul Arqam ‘Aisyiyah yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah itu berjumlah 10 tema tadarus.
Presentasi Kelompok
Presentasi pertama ditampilkan oleh kelompok 4 dengan tema Ayat-Ayat Pembersihan Diri. Kelompok yang diwakili oleh Sekretaris Majelis Tabligh dan Ketarjihan PDA Gresik Ain Nurwindasari tersebut mempresentasikan kesimpulan dari hasil diskusi mereka.
“Yang pertama Surat al-Jatsiyah ayat 23. Ayat ini menjadi salah satu perenungan KH Dahlan mengenai pengendalian hawa nNafsu. Terkait perenungan KH Ahmad Dahlan terhadap al-Jatsiyah ayat 23 ini ditulis oleh KRH Hadjid, salah satu muridnya KH Ahmad Dahlan,” terangnya.
Adapun intisari kedua dari al-Jatsiyah ayat 23 menurut Ain ialah akibat mengikuti hawa nafsu, yaitu Allah akan menutup pendengaran, hati dan penglihatan orang yang selalu menuruti hawa nafsunya.
Presentasi berakhir ketika seluruh kelompok telah menyampaikan hasil diskusi mereka.
Setelah itu pemateri memberikan penguatan dengan menyampaikan pentingnya materi thaharatul qulub.
“Ini menjadi pembiasaan kita di Baitul Arqam, bahwa kita mengkaji dari satu ayat kemudian kita baca, kita tadabburi,” ucapnya.
Nurul menekankan pentingnya mengetahui teknik kajian membaca ayat dan tahsin juga mentadabburinya.
“Minimal kita bisa tarjim ya, kita tidak harus menjadi ahli tafsir, tapi tarjim tarjim dan tarjim, minimal itu ya,” tandasnya. (*)
Penulis Riza Agustina Editor Mohammad Nurfatoni/AN