PP Nasyiah Diminta Fokus dalam Penanganan Isu Terkini
PWMU.CO – PP Nasyiah diminta Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur untuk fokus dalam penanganan isu terkini di internal maupun eksternal Nasyiah, sebutan akrab Nasyiatul Aisyiyah.
Ketua PWNA Jawa Timur (Jatim) Desi Ratnasari SH menyampaikannya saat menanggapi Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) di Tanwir I PP NA, Sabtu (13/01/24). Lokasinya di Harris Hotel Pontianak, Kalimantan Barat.
Kala itu dia hadir bersama enam kader Nasyiah Jatim yang terdiri dari Sekretaris PWNA Jatim Hadiatul Hikmah MH dan Wakil Ketua Bidang Organisasi Ifa Faridah SPd. Adapun empat lainnya merupakan Ketua Pimpinan Daerah (PD) NA. Ialah Ketua PDNA Kabupaten Gresik Fatma Hajar Islamiyah MPd, Ketua PDNA Kabupaten Malang Siti Aminah SKep Ns, Ketua PDNA Trenggalek Denok Ayu Adila SPd dan Ketua PDNA Tulungagung dan Binti Atiqoh SPd.
Perempuan asal Lamongan itu mendorong agar PPNA lebih fokus dalam memberikan solusi berupa regulasi yang implementatif bagi keberagaman kader Nasyiah di seluruh Indonesia.
“Atas nama Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, kami mendesak PPNA untuk fokus terhadap regulasi, kebijakan serta menyusun pedoman agar gerak langkah Nasyiatul Aisyiyah dapat selaras,” ungkapnya tegas wanita yang sehari-harinya bekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan itu.
Dalam implementasinya, lanjut Desi, meski perlu ada penyesuaian local wisdom (kearifan lokal), harapannya PP NA memiliki regulasi yang dapat menjadi rujukan Nasyiah seluruh Indonesia. Yang memuat kebijakan baik terkait sistem organisasi maupun sikap-sikap yang adaptif.
Ia juga menyampaikan isu terkini yang menjadi dilema yakni regulasi mengenai badan usaha milik organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah khususnya NA. Desi merekomendasikan agar PP NA bersegera melakukan audiensi dengan PP Muhammadiyah guna menetapkan regulasi yang jelas dalam hal ini.
Karena keterbatasan waktu yang tersedia, Desi lantas menutup pidato tanggapannya.
“Terakhir, harapan wilayah adalah PPNA meminimalissai pertemuan via online. Sehingga lebih intensif dalam melakukan pendampingan terhadap wilayah-wilayah,” pungkas wanita kelahiran Jakarta Pusat, 15 Desember 1989 itu. (*)
Penulis Fatma Hajar Islamiyah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni