PWMU.CO – Kiat-kiat menjadikan hidup lebih bermakna disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muchammad Arifin. Dia menyampaikan pada Kajian Bulan Purnama Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Bulan Banteng, Kenjeran, Surabaya pada Senin (15/1/2024).
Kajian ini terbuka untuk seluruh masyarakat sekitar, sehingga tidak hanya warga Muhammadiyah saja yang hadir, namun juga warga yang menjadi jamaah shalat Isya’ di masjid At-Taqwa Perintis tersebut.
Pengajian ini lantas dibuka oleh Muhammad Ainur Rohim, Ketua PRM Bulak Banteng Cabang Kenjeran Surabaya.
Menurut Arifin, ada empat tahap menuju hidup bermakna.
“Yang pertama yaitu selalu bersyukur. Karena dengan bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat-Nya. Dengan
bertambahnya nikmat, maka hidup akan selalu tentram,” ungkapnya.
Untuk menguatkan pernyataannya, Arifin pun menukil sebuah ayat:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ .
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (brahim:7)
Arifin menuturkan bahwa sejatinya kebersyukuran tidak hanya menambah nikmat, namun sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban seorang hamba. Hal ini karena syukur merupakan perintah Allah, sebagaimana tertera pada ayat:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (an-Nahl:78)
Adapun tahapan kedua untuk menjadikan hidup seseorang lebih bermakna ialah menyadari tujuan hidup.
Ia pun mengingatkan bahwa tujuan manusia diciptakan hanyalah untuk menyembah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan ayat yang ia nukil:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 56.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (adz-Dzariyat 56)
“Hidup dan mati itu ada yang atur. Hidup tidak terjadi dengan sendirinya. Demikian juga kematian
Hidup itu memiliki tujuan. Hidup bukan ada dengan sendirinya dan mati dengan sedirinya,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perjalanan hidup manusia itu singkat.
“Adapun setelah memahami dan menyadari diri sebagai hamba Allah, maka selanjutnya manusia bisa memberi manfaat bagi orang lain,” ucapnya.
bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi yang ingin,” (HR Ahmad).
“Yang terakhir, agar hidup kita bermakna yakni terus lakukan ikhtiar, sambil berdoa dan bersikap tawakkal,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni