Tidak Ribut
Maka Phillip mendoakan, “Mudah-mudahan, Muhammadiyah tidak terbawa urusannya pemilu jadi ribut. Sebetulnya mungkin di tingkat elite Bapak Ibu sekalian jadi ribut soal siapa dapat apa?”
Seringkali dia mendengar, “Organisasi A organisasi B ngapain membantu kandidat A kandidat B atau penguasa tertentu. Kita dapat apa? Pertanyaannya gitu. Mau membantu karena ingin mendapatkan sesuatu. Ini sangat bertentangan dengan kenapa Muhammadiyah didirikan.”
Sepakat dengan Agung Danarto, Muhammadiyah adalah organisasi ide dan nilai, bukan material. “Karena itu memang prinsip konsistensinya. Kalau organisasi seperti Muhammadiyah ini banyak di Indonesia artinya modal sosialnya besar, kerelawanannya tinggi,” jelasnya.
Sekarang, menurutnya, orang mulai mencari keuntungan-keuntungan material karena organisasinya makin besar, kemudian banyak ingin mendapatkan dukungan dengan segala macam cara.
Melihat ini, Phillip menuturkan, “Muhammadiyah jangan sampai terjadi mendukung atau membantu seseorang atau sekelompok orang karena ada reward yang ingin didapat. Tadi sudah disampaikan, demokrasi prosedural penting. Yang lebih penting adalah yang substansial. kalau dalam bahasa Pak Agung Danarto (Ketu PP Muhammadiyah) adalah perjuangan terhadap nilai dan gagasan.”
Akhirnya dia menyimpulkan, ini modal utama Muhammadiyah dalam pemilu. “Karena kalau bisa menjadi titik tengah dari semua macam hari ini. Kita lihat semua organisasi ke sana ke sini dan lain-lain. Muhammadiyah sepertinya dalam bacaan saya berusaha menjaga, otonom, menjaga jarak yang sama terhadap semua kandidat atau semua paslon (pasangan calon),” ujar pria asli Padang itu. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni