PWMU.CO – Gandeng Bijak Memilih, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur mengadakan Roadshow Festival Pemilu Surabaya. Temanya ‘Suara Perempuan Muda, Tantangan dan Isu Strategis di Jatim’.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua PWNA Jatim Bidang Advokasi Sosial dan Kebijakan Publik Ria Eka Lestari SSi mengenalkan tiga calon legislator (caleg) perempuan yang menjadi narasumber serta seorang pemantik dari peneliti pada pertemuan Senin (29/1/2024) pagi itu.
Pertama, Riri Abdillah. Penulis buku best seller Menantimu di Ujung Rindu yang bukunya sudah dibaca lebih dari 15 ribu orang dan sudah 12 kali dicetak ulang itu Caleg DRPD Provinsi Jatim dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selain menulis buku, Riri juga aktif menulis artikel-artikel pendek di akun Instagramnya @riri.abdillah. Walau berkampanye tanpa modal, akun instagramnya diikuti oleh 291K followers dan kerap mengedukasi para pemilihnya melalui platform tersebut.
Kedua, Danik Eka Rahmaningtyas. Konselor kesehatan mental ini Calon Legislator DPRD Jawa Timur dari Partai Soidaritas Indonesia (PSI). “Kalau dulu saya memanggilnya Ipmawati Danik di Ikatan Pelajar Muhammadiyah,” terang Tari, sapaan akrabnya, di Ruang Teater Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu.
Ketiga, Agatha Retnosari. Caleg DPRD Provinsi Jatim dari PDI Perjuangan ini telah mengabdi sebagai legislator di DPRD Jatim selama dua periode sejak 2014. Ia kerap melakukan pendampingan terhadap masyarakat, salah satunya terkait kebijakan yang pro perempuan.
Mengulik Visi Misi Caleg
Adapun sebagai pemantik, lanjut Tari, ada Radius Setiyawan. Radius seorang kandidat doktor Ilmu Sosial FISIP Universitas Airlangga dan alumnus S2 Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada.
Peneliti di Pusat Studi Anti-Korupsi dan Demokrasi (Pusad) UM Surabaya ini baru saja ngobrol bersama Nasyiah Jatim. “Kita ngobrol di Hotel Gunawangsa Merr tentang ‘Analisis Sosial dan Isu-Isu Perempuan’. Dari situ, oh ternyata banyak isu perempuan yang belum kita ketahui dan bagaimana menganalisisnya,” terang Tari.
Tari mengajak, dalam forum itu, mengulik visi misi para caleg terkait pemenuhan hak-hak perempuan dan anak. “Tentunya tidak lepas dari peran laki-laki juga. Oleh karena itu kenapa di forum ini juga ada laki-laki. Untuk mewujudkan zero kekerasan pada perempuan dan anak itu juga butuh peran laki-laki,” imbuhnya.
Meminjam hashtag (tagar) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Tari mengenalkan #Perempuanpilihperempuan. Terhadap caleg laki-laki yang hadir di forum itu, dia mengajak untuk melihat bagaimana komitmennya terhadap hak-hak perempuan dan anak.
Kenapa pilih hashtag itu? “Selain kita berkecimpung di dunia keperempuanan dan anak, sebenarnya peserta pemilu tahun ini terbanyak adalah perempuan,” jelas Tari.
Selain menunjukkan keterwakilan perempuan di parlemen, sambungnya, bisa meningkatkan keterpilihan perempuan. Menurutnya akan beda respon empatinya jika curhat masalah domestik perempuan kepada laki-laki. “Keberpihakan dalam politik sesuatu yang penting karena lima tahun bukan waktu yang singkat,” imbuhnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni