PWMU.CO – Jati Diri Pandu Hizbul Wathan (HW) dikenalkan Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) HW GKB periode 2016-2023 Yugo Triawanto SSi MPd, Jumat (2/2/2024) malam.
Yugo menyampaikannya pada salah satu sesi Ceria Pandu Athfal. Meski langit sudah petang, 165 siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik tetap semangat menyimak.
Guru Fisika SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik itu mengawali materinya dengan menampilkan potret Jenderal Soedirman di layar. “Beliau adalah Bapak HW,” ujarnya di lantai 1 SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik.
Sesuai komitmennya di awal yang mengajak anak-anak bergembira, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Spemdalas itu lantas mengajak anak-anak menyanyikan lagu berjudul Kemah. Dia mencontohkan nada baris demi baris, lalu mengajak anak-anak menirukan. Para perempuan diajak berdiri terlebih dahulu lalu menyanyikan bersama-sama.
Begini liriknya.
Di tengah-tengah hutan
di bawah langit biru
kemah terpancang ditiup sang bayu
api menjilat-jilat menerangi alam raya membawa kelana rimba dalam impian
dengarlah, dengarlah
sayup-sayup suara merdu nan memecah malam
jauhlah dari kampung
menurut kata hati
guna bakti pada Ilahi Rabbi.
Jati Diri Pandu HW
Yugo lantas mulai menjelaskan materi Jati Diri Pandu HW yang menurutnya cukup berat bagi pandu Athfal. “Diri seorang Pandu HW itu selalu bertakwa,” ungkapnya.
Yakni, selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. “Apakah kita sudah seperti itu?” Mendengar pertanyaan Yugo itu, hanya minoritas anak mengiyakan. Kebanyakan mengakui belum.
Yugo lantas menegaskan, “Jadi Pandu HW berarti jadi anak baik. Baik untuk agama, baik untuk diri sendiri.”
Dia pun menyebutkan sepuluh jari diri yang wajib ada dalam diri Pandu HW. Pertama, Pandu HW dapat dipercaya. Kedua, Pandu HW setia dan teguh hati. “Nanti tidur di sana semua ya? Berani ya?” tanya Yugo. Anak-anak kompak mengiyakan.
Ketiga, Pandu HW siap menolong dan wajib berjasa. Keempat, Pandu HW cinta perdamaian dan persaudaraan. Kelima, Pandu HW sopan santun dan perwira.
Keenam, Pandu HW menyayangi semua makhluk. Ketujuh, Pandu HW siap melaksanakan perintah tanpa membantah. Kedelapan, Pandu HW sabar
dan pemaaf. “Jika ingin sukses, harus pandai mengendalikan diri,” tutur Yugo.
Kesembilan, Pandu HW teliti dan hemat. Terakhir, Pandu HW suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.
Yugo mengakhiri penjelasannya tepat pada pukul 20.45 WIB. Anak-anak pun lanjut mempersiapkan diri untuk jurit malam. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni