Di Desa Wisata, Siswa Smamda Belajar Mengubah Plastik Kresek Jadi Bunga Indah; Liputan Risha Iffatur Rahmah
PWMU.CO – Kegiatan mengelola sampah plastik menjadi pilihan siswa kelas XI 8 dalam Outdor Learning ‘Express Yourself’ SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Jawa Timur, di Desa Wisata Gabugan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (1/2/2024).
Rusnadi, perwakilan ibu-ibu rumah tangga di Desa Wisata Gabugan, mengatakan kegiatan mengolah sampah bermula dari banyaknya plastik bekas limbah kenduri atau pengajian. Hal itu membuat ibu-ibu berkreasi menjadikan plastik kresek tersebut menjadi kerajinan. Kegiatan ini juga mengisi waktu luang setelah aktivitas berumah tangga.
“Ada limbah plastik kresek dan botol-botol plastik. Semua sudah dibersihkan tinggal pengelolaannya saja. Dahulu ada pembinaan dari pemerintah setempat sampai dinas pariwisata. Tapi untuk di sini hanya tata cara membuat belum menyentuh ke pemasaran produk,” jelasnya.
Rusnadi yang menjadi salah satu tutor wisata gabungan memiliki pengalaman mengajarkan kepada siswa dari SD sampai perguruan tinggi. Juga wisatawan asing seperti Jepang dan Belanda. Menurutnya kesulitan menerangkan dapat diatasi karena ada penerjemahnya.
Kepada siswa Smamda dia menjelaskan cara membuat bunga plastik (artificial of flowers) yang dimulai dari pencucian, pemanasan dengan seterika, pembuatan pola, sampai perangkaian bunga.
Proses pencucian dipilah dari plastik kresek kemudian dijemur dan disetrika dengan menggunakan alas sehingga plastik akan menempel pada alas tersebut. Barulah plastik tadi siap digunakan dan digunting sesuai dengan pola yang diinginkan.
Ferro Avicena, siswa Smamda kaget haisan bagus itu ternyata dari bahan daur ulang. “Ternyata hiasan bunga seperti ini bisa dibuat dari bahan daur ulang, sebelumnya karena harga hiasan bunga yang mahal saya kira terbuat dari bahan-bahan yang tergolong mahal,” katanya.
Bu Hardi sapaan akrabnya menuturkan harapannya ke depannya yaitu adanya pembinaan dari pemerintahan lagi terkait pengelolaan limbah plastik sehingga menjadi fokus utama guna melestarikan lingkungan. Apalagi konsumen kita ini anak-anak muda agar turut berperan aktif pada lingkungan mereka masing-masing. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni