PWMU.CO – Merawat ukhuwah di tahun politik menjadi bahasan Pengajian Ahad Pagi PDM Trenggalek di Gedung Olahraga Kabupaten, Ahad (4/2/2024).
Pembicara pengajian Ahad ini Muhammad Khoirul Abduh, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Dia mengungkapkan keresahannya terhadap perkembangan politik terkini yang menjurus kepada perpecahan di kepemimpinan Muhammadiyah se Jawa Timur.
Menghadapi pilihan Capres Anis Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo yang menjurus perpecahan di kalangan Muhammadiyah, dia mengatakan,”Saya tidak pernah berkomentar sedikitpun, karena kata Gus Baha sangat sederhana: Ketika fitnah datang di akhir zaman, agar kita tidak mudah terkena fitnah, jangan terlibat, hadapi dengan secuek cueknya, dan sepasif-pasifnya, agar tidak memperkeruh keadaan.”
Untuk merawat ukhuwah di tahun Pemilu 2024, dia menyarankan memahami al-Quran surat Ali Imran ayat 103 yang berbunyi
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ
Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali agama Allah, dan janganlah bercerai berai.
”Kita tidak boleh bercerai berai, kita harus menjaga sillaturrahmi dan persatuan sehingga terwujud umat Islam yang kokoh agamanya. Islam dalam posisi termarjinal, dalam konteks politik, ekonomi, pranata sosial, dan penataan yang lain, kita dalam kondisi marjinal. Ini benar benar terjadi di umat Islam Indonesia,” katanya.
Untuk mencari penyebab perpecahan umat, kata dia, disilakan menyimak surat al-Hujurat ayat 6, 11, 12.
Pertama, dia menjelaskan, umat Islam diperintah untuk mencari kejelasan atau tabayun jika menerima berita. Ini ada dalam al-Hujurat ayat 6.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا
”Apabila ada orang fasik datang kepadamu membawa berita, perintahnya Allah kepada kita adalah fatabayyanu. Tabayyun. Ojo share-share ae. Kalau apa-apa yang kita kirim di WA tidak benar. Fitnah. Maka kita termasuk ke dalam golongan orang yang merugi di saat hisab,” ujarnya.
Kedua, jangan menjelekkan orang lain, Muhammadiyah dalam berdakwah melalui berbagai ragam, tidak kaku. Tugas dalam berdakwah adalah menyampaikan. Bukan memberikan hidayah.
Ketiga, tidak mencela dan mengolok-olok orang lain.
Keempat, tidak memanggil dengan julukan yang buruk, silakan baca al-Hujurat ayat 11.
وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ
Janganlah memanggil dengan gelar gelaran yang buruk.
”Nopo pak? Kampret, kadrun, cebong dan lainnya. Allah melarang kita memanggil dengan gelaran yang buruk,” tuturnya.
Kelima, menjauhi prasangka. Dalam surat al-Hujurat ayat 12 menjelaskan itu.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya prasangka itu dosa.
Keenam, kita jangan mencari-cari kesalahan orang lain.
Ketujuh, kita tidak boleh menggunjing, menggibah.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto