PWMU.CO – PRA Kranji jadi tuan rumah rapat koordinasi (Rakor) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Paciran dengan mengusung tema Sinergisasi Program Ranting untuk Penguatan Organisasi. Kegiatan diadakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Muhammadiyah Kranji, Jum’at (2/2/2024).
Sebagai tuan rumah, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Kranji berupaya menyambut baik acara yang diikuti 10 Ranting wilayah kerja (wilker) timur ini. 10 Ranting tersebut terdiri dari Tunggul, Kranji, Sidodadi, Banjarwati, Drajat, Sidokelar, Tlogosadang, Sidokumpul, Weru, dan Warulor.
Ketua PCA Paciran, Dra Ummu Hanik, mengungkapkan dalam sambutannya bahwa pembentukan wilker tersebut tidak untuk selamanya. Rakor ini adalah acara penting yang bertujuan untuk mensosialisasikan sinergitas ranting sehingga perlu pelaksanaan yang efektif.
“Wilker timur berjumlah 10 ranting dengan 134 orang. Wilker barat 9 ranting terdiri dari 128 orang. Kalau dijadikan satu nanti kurang efektif dan komunikatif. Maka kami sepakati hanya untuk acara tertentu. Namun jika acara triwulan kita kembali seperti biasa,” jelasnya.
Dia menekankan, bahwa ranting sangat penting bagi perkembangan cabang sehingga sinergitas ranting dalam rakor ini sangat berkaitan dengan program kerja yang akan diaksanakan satu periode ke depan.
Ummu Hanik lantas memandu yel-yel dan dengan kompak digaungkan ibu-ibu peserta rakor.
Ranting, penting!
Cabang, Berkembang!
Aisyiyah, Berkemajuan!
BerAisyiyah, gembira menggembirakan!
Di Aisyiyah, saling mengingatkan untuk menguatkan!
Perjuangan Nyai Walidah
Sementara itu, sebagai tuan rumah, Yusron Shobachi Lc mengapresiasi perjuangan pendiri Aisyiyah yakni Nyai Siti Walidah, yang berkat perjuangannya, perempuan sudah tidak dipandang sebelah mata apalagi pada zaman sekarang.
“Pada 1928 Nyai Walidah bersama beberapa organisasi perempuan antariman berani mendeklarasikan sebagai prempuan berkemajuan. Nyai walidah menjadi pembicara tunggal dalam Konferensi Perempuan Nasional,” jelasnya.
Dia mengatakan, kita tidak bisa membayangkan jika tidak ada jihad sosial oleh Nyai Walidah dengan mendirikan Aisyiyah. Mungkin saat ini perempuan-perempuan masih menjadi korban feminisme radikal, korban pemikiran yang jauh dari Islam seperti radikalisme dan lain-lain.
“Berkat rujukan beliau, kita bisa mencetak anak shalih-shalihah yang lahir dari ibu-ibu seperti yang hadir di ruangan ini,” ungkap Devisi Bidang Kepesantrenan Ponpes At-Taqwa Muhammadiyah Kranji itu.
Dia menambahkan, berkat tangan dingin Nyai Walidah, seruan QS al-Maun terrealisasi sampai saat ini, contoh ada Getapak (Gerakan Ketahanan Pangan dan Ekonomi) Aisyiyah Ranting Kranji yang sudah berjalan sejak 2021.
“Hal ini membuktikan bahwa Jihad tidak melulu berhadapan dengan kaum kafir, tabligh dakwah tidak selalu di atas mimbar, namun melalui jihad ekonomi mampu membawa perubahan sosial,” tandasnya.
Ketua PRA Kranji, H Taqiyah SAg menyampaikan Getapak PRA Kranji merupakan jihad untuk agama dan masyarakat. Dia berharap, semoga apa yang diniatkan bersama menjadi amalan shalih yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan Cabang Aisyiyah Paciran yang telah memberikan kepercayaan kepada PRA Kranji untuk penempatan acara rapat tersebut.
“Kami selaku PRA Kranji menyampaian permohonaan maaf bila terdapat kekurangan. Pondok At-Taqwa adalah Pondok kebanggan kami, kami siapkan di sini karena lebih representatif dan sesuai. Mohon doanya Aisyiyah Kranji memiliki gedung TK baru yang sudah 95 persen finishing. Insya Allah akan ditempati pada tahun ajaran baru. Mohon do’a restunya,” tutupnya. (*)
Penulis Lyna Novianti Editor Nely Izzatul