Setan Tinggal di Lubang Hidung Manusia; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah dia ber-istintsar (mengeluarkan air dari hidung) tiga kali, karena setan bermalam di batang hidungnya.” (HR Muslim)
Musuh Utama Itu Setan
Sejak diciptakannya manusia pertama yaitu Nabiyullah Adam ‘alaihissalam, setan merupakan musuh utama baginya. Permusuhan setan dimulai sejak ia dalam kehidupannya merasa terganggu akan kehadiran Adam yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi. Dan sejak saat itu sampai datangnya Hari Akhir setan akan menjadi musuh bagi semua anak cucu Adam. Maka Allah berpesan agar anak cucu Adam benar-benar menjadikan setan sebagai satu-satunya musuh utama.
اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ
Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh! Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). (Fathir: 6)
Berhati-hatilah terhadap setan, karena setan selalu menanti dan menunggui manusia dalam setiap waktu dan tempat untuk berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah. Usaha ini dilakukan terus-menerus sebagaimana permusuhan nenek moyangnya yang telah tergelincir dan dikutuk karena keangkuhan dan kesombongannya. Padahal dengan angkuh dan sombong itu, sedikit pun tidak memberikan manfaat apa-apa baginya. Justru sifat yang telah melekat pada dirinya itu menyebabkan ia hidup dalam kesengsaraan.
Tiada Kebanggaan Sedikit pun
Begitulah orang-orang yang mengikuti langkah setan, akan selalu sengsara dalam hidupnya karena dalam jiwa dan hatinya terdapat penyakit yang dipeliharanya sebab merasa lebih dari lainnya. Di antaranya merasa lebih menjadi ahli ibadah, merasa keturunannya orang ningrat atau terhormat dengan sebutan tertentu, merasa lebih memiliki keahlian di bidang tertentu dengan gelar-gelar yang tersemat padanya dan seterusnya. Padahal semua itu adakah anugerah Allah, di mana jika berupa keturunan itu adalah anugerah yang setiap kita tidak dapat memilihnya. Jika berupa prestasi itu tidak lebih karena pertolongan Allah kepadanya, sekaligus sebagai amanah Allah kepadanya.
Sesungguhnya tidak ada sedikit pun yang dapat dibanggakan oleh anak Adam, karena hakikat semua yang ada ini adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hidup kita ini tanpa modal sedikit pun, karena semua modal itu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Termasuk jika kita menjadi orang yang sukses dan survive di dunia ini, bukanlah karena kehebatan kita sendiri, akan tetapi karena kasih sayang Allah kepada kita yang sangat luar biasa. Itulah kesadaran mendasar yang dimiliki oleh orang-orang beriman. Mereka tidak terjebak pada kebanggaan diri atas kelebihan yang ia kuasai.
Sebagai ilustrasi agar mudah dipahami misalnya sorang petinju legendaris Mohammad Ali atau Mike Tyson, ketika ia mampu bertanding dengan baik ketika ia mampu mengalahkan musuhnya bahkan dalam waktu yang singkat, berapa persen modal yang ia investasikan? Bukankah tubuh kekarnya itu milik Allah dan otak atau instingnya untuk berjaya itu anugerah Allah? Betapa manusia yang terjebak memiliki sifat sombong adalah manusia yang tidak sadar asal-muasalnya dan tidak memahami sejarah nenek moyangnya dengan benar.
Baca sambungan di halaman 2: Permusuhan Abadi