PWMU.CO – Tanggung Jawab Orangtua terhadap Pendidikan Anak menjadi tema Kegiatan Kajian Parenting Islami SD Muhammadiyah Kompleks Gresik Kampus B atau SD Mugres Kampus B (SD Mugres), Jumat (2/2/2024).
Kajian ini mendatangkan narasumber Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Anas Thohir MPd.
Sebelumnya, Kepala SD Mugres Kampus B Dimas Hasbi Assisdiqi menyampaikan pesan dalam sambutannya parenting ini merupakan bagian dari menuntut ilmunya Allah.
“Bapak ibu, kita meyakini sabda Rasulillah Saw, barang siapa yang memudahkan langkahnya untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya menuju surga Allah,” katanya.
Dia menuturkan, wali siswa diminta agar dalam setiap kegiatan parenting diniatkan untuk ikhlas karena Allah dan mendukung semua kegiatan sekolah.
Di awal materi, Anas sapaan akrabnya menjabarkan tentang macam-macam tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak, utamanya pada era digitalisasi seperti sekarang ini.
“Ibu-ibu ada yang tahu apa era digitalisasi itu atau eranya gen Z anak milenial?” tanyanya.
Dia lalu menjelaskan beberapa sebutan untuk generasi yang populer saat ini, yaitu generasi tradisionalis, generasi baby boomers, generasi X, generasi Y, dan generasi Z. “Semua dilihat dari tahun kelahiranya.
Generasi milenial atau Y, ujarnya, adalah generasi yang lahir tahun 1981 sampai tahun 2000. “Sedangkan anak-anak kita adalah generasi Z yang lahir pada tahun 2000 ke atas,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dari adanya generasi milenial inilah peran dan tanggung jawab orangtua sangatlah penting, utamanya dalam pendidikan sang anak. Ada beberapa tanggung jawab orangtua agar anak mampu sukses dalam menjalani pendidikannya.
“Ada 10 hal yang barangkali bisa dikatakan adalah hal-hal pokok orangtua zaman sekarang harus lebih aware terhadap hal-hal tersebut,” katanya.
10 Hal tersebut, antara lain memberi makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal dari perolehan yang halal, memberi nama yang baik dan pendidikan yang baik pula, memberi rasa aman, mendukung bakat positif pada anak.
Kelima, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, sabar dan memaafkan anak, mengajarkan adab atau akhlak, mendoakan anak, memberi contoh (imitasi) yang baik di depan anak, dan tidak putus asa sampai Allah memberi jawaban.
Menurut Anas, bahaya yang nyata apabila 10 hal tersebut diabaikan oleh orangtua dalam menghadapi anak terlebih pada pendidikan anak. Contohnya saja pada poin pertama, ketika orang tua mengabaikan asal nafkah yang diberikan kepada keluarga, terlebih kepada anak dan yang dikonsumsi itu haram maka rusaklah generasi kita.
Bagaimana tidak, dari hasil yang tidak halal tersebut tidak ada ridha Allah yang menyertai kesuksesan kita, keluarga kita, bahkan anak-anak kita.
Bahkan, sambungnya, anak cenderung bersikap tidak mau menurut atau membangkang apabila kita nasehati karena di dalam tubuhnya terdapat nafkah yang tidak halal.
“Semua 10 poin tersebut harus benar-benar diresapi dulu oleh seluruh orangtua, sehingga nantinya akan memudahkan orangtua dalam mengarahkan anak menghadapi kehidupannya untuk menggapai impian sang anak,” ungkapnya.
Wali siswa terkesan dengan kegiatan ini. “Sangat berkualitas kegiatan parenting kali ini, bekal orang tua untuk menjalankan tanggung jawab dalam mendidik anak,” kata wali siswa kelas III dari Gibran Indah Kurnia Sari
Tidak sekadar wawasan dalam tanggung jawab mendidik anak, lanjutnya, untaian doapun disematkan ustadz Anas untuk semangat wali siswa dalam mendidik anak. (*)
Penulis Kiki Rizki Amaliyah. Editor Ichwan Arif.