PWMU.CO – Santri mencelupkan sepuluh jarinya ke tinta usai mencoblos, Rabu (14/2/2014). Ulahnya mengundang gelak tawa teman-teman seangkatannya yang kebetulan bersamaan di area TPS.
Aksi itu dilakukan oleh Elsa Dwi Rahmawati, santriwati kelas XII Agama 2. Ada-ada saja ulah santri di tempat pemungutan suara (TPS) Lokasi Khusus (Loksus) 901 Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, ini.
Santriwati asal Turirejo, Demak, Jawa Tengah, ini mengungkap alasannya dengan santai. “Lumayan, dapat bonus kutek (pewarna kuku) halal dan gratis untuk sepuluh jari,” seloroh Elsa. Senyum tersimpul di bibir santri yang suka humor ini.
“Saya terkesan sekali dengan coblosan pemilu di Ponpes Al-Ishlah karena coblosan ini yang pertama bagiku,” sambung siswi MA Al-Ishlah yang sudah berumur 18 tahun itu.
Berdasarkan pantauan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Lamongan Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi Dewi Maslahatul Ummah MPd, pemilu di TPS Loksus Ponpes Al-Ishlah berjalan baik. Dalam prosesnya tidak ada kendala.
“Semoga selanjutnya sampai penghitungan terakhir tidak ada masalah,” harapnya.
Ibu tiga anak asli Karangkembang Babat itu juga mengungkap, berkat kesigapan panitia Ponpes Al-Ishlah, sejak awal data yang tersetor sudah valid. “TPS Loksus Ponpes Al-Ishlah ini tersigap di antara 10 Loksus di Lamongan, 3 di Lapas Lamongan, 1 di Siman Sekaran,” ungkapnya.
Selain itu juga ada 7 TPS di Paciran. Terdiri dari 1 di Ponpes Al-Ishlah dan 6 di Ponpes Sunan Drajat.
Jurnalis MA Al-Ishlah pun sigap mengerumuni TPS di pondok tersebut. Sebab di TPS Loksus ini ada banyak tamu. Di antaranya dari KPUD Lamongan, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), PPK, PPS, dan perangkat desa Sendangagung.
Rahma Madani, santriwati XI IPA 3 asal Malang, menyampaikan, “Berita ini rencananya untuk Al-Ishlah Post, koran santri yang terbit mingguan tiap
Sabtu. Diprint out dan ditempel di majalah dinding,” ungkapnya.(*)
Penulis Gondo Waloyo Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni