PWMU.CO – Generasi Y dan Z Butuh Lebih Banyak Healing? Healing menjadi tren yang melekat akhir-akhir ini, utamanya di kalangan Generasi Y dan Z.
Bahkan muncul pandangan jika Generasi Y dan Z sebagai generasi paling membutuhkan healing di antara generasi lainnya. Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Retno Firdiyanti SPsi MPsi menjelaskan, “Arti healing dari konstruk psikologi dengan yang dipahami oleh khalayak umum itu berbeda.”
Healing yang dipahami secara umum oleh generasi Y dan Z adalah upaya menyenangkan diri yang arahnya lebih ke upaya untuk mendapatkan kebahagiaan serta hedonisme. “Dalam konteks psikologi, healing itu proses penyembuhan mental yang sakit seperti mental illness dan lainnya. Sedangkan healing yang diartikan oleh generasi Y dan Z lebih ke arah rekreasi,” jelas Retno.
Ada pandangan yang menilai Gen Y dan Z merupakan generasi lemah, tidak kuat untuk mendapatkan beban sehingga selalu membutuhkan healing. “Padahal jika kita berkaca pada generasi sebelumnya, mereka pun memiliki coping stress. Sehingga hal tersebut tidak bisa diinterpretasikan sebagai kelemahan, sebab tantangan setiap generasinya berbeda,” terangnya.
Retno menjelaskan, istilah Generasi Y dan Z merupakan julukan generasi berdasarkan rentang waktu kelahiran. Gen Y atau milenial merupakan generasi pada rentang kelahiran 1981-1996, sedangkan Gen Z merupakan sebutan untuk kelompok dengan kelahiran 1997-2012.
Generasi Y lahir di antara peralihan zaman dari dunia analog ke digital sehingga mereka memiliki karakteristik dan kemampuan adaptasi digital. Dapat dipahami kalau generasi Y ini punya kemampuan beradaptasi yang mungkin lebih baik dari generasi sebelumnya.
Sedangkan Generasi Z, sambung Retno, istilahnya sudah lahir dengan teknologi. Sedari kecil sudah terpapar dunia digital yang menawarkan bentuk-bentuk kemudahan.
“Karena itu, mereka harus mendapatkan parenting yang mengajarkan bahwa tidak semua bisa serba instan. Kita juga perlu sedikit belajar tentang proses mendapatkan sesuatu dan belajar mengontrol diri dalam memanfaatkan teknologi digital,” tegasnya, Kamis (22/2/24)
Jadi apakah hanya Generasi Y dan Z saja yang membutuhkan healing? Jika yang dimaksud healing adalah rekreasi, Retno menegaskan semua generasi membutuhkan healing.
“Untuk dapat berpikir jernih dan meredakan stres, setiap generasi membutuhkan rekreasi. Namun, tidak semua masalah solusinya adalah rekreasi,” ungkapnya.
Retno mencontohkan, ada masalah psikologis yang akar masalahnya karena tidak didengarkan. Maka obatnya ialah bercerita kepada orang yang mau mendengarkan. Kemudian, ada yang masalahnya dia tidak punya waktu untuk berbicara dengan dirinya sendiri. Maka obatnya adalah dilatih untuk bisa mengevaluasi diri sendiri.
Akhirnya Retno menyimpulkan, “Jadi, tidak semua penyakit obatnya jalan-jalan. Banyak juga mekanisme yang harus dilihat person to person atau secara individual.” (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni