PWMU.CO – Pemilu 2024 ini belum selesai dan masih berproses karena yang sudah dilaksanakan baru pemungutan suara. Jadi kalau ada yang merayakan di awal itu terlalu dini dan berlebihan.
Demikian kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jumat (23/2/2024) via online. Kajian ini mengusung tema “Konsolidasi Dakwah Muhammadiyah Pascapemilu 2024”.
Di awal kajiannya, Prof Mu’ti menyampaikan, rangkaian proses pemilu 2024 ini belum selesai,
“Dan sekarang terus berlangsung tahapan perhitungan suara di berbagai tingkatan penyelenggara pemilu walaupun ada sebagian yang sudah merasa terpilih dan menjadi pemenang,” lanjutnya.
Padahal, kata Prof Mu’ti, kita harus menunggu keputusan resmi dari KPU yang peling lambat diumumkan 20 Maret 2024.
Menurutnya, ini menjadi titik krusial dalam tahapan pemilu terutama bagi calon anggota legislatif baik DPRD 1, DPRD 2, DPD maupun calon presiden dan wakil presiden. “Bahkan ketika nanti KPU mengumumkan hasil pemilu sekalipun, itu tidak otomatis pemilu selesai,” tegasnya.
Sebab, masih ada pihak-pihak yang merasa keberatan terhadap hasil pemilu. “Maka mereka masih bisa mengajukan berbagai proses untuk menjadikan keputusan pemilu menjadi keputusan yang final,” ujarnya.
Ada saatnya di mana caleg maupun capres dan cawapres yang berkeberatan dengan hasil pemilu dapat menyampaikan dengan melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah ini, proses-proses politik memang sangat panjang. Karena itulah semua pihak harus menerima hasil pemilu ini kalau pada waktunya nanti KPU mengumumkan hasil akhir dan semua rangkaian proses pemilihan.
“Sekarang yang sedang kita tunggu dan yang harus kita sikapi adalah semuanya harus bersabar dan jangan merasa sudah terpilih atau jangan merasa sekarang sudah gagal,” ujarnya.
Jadi, kata Prof Mu’ti, sekarang yang sudah berpesta-pesta bahkan ada yang sudah bagi ghanimah menurutnya terlalu dini dan berlebihan. “Tapi kalau buat lucu-lucuan tidak apa-apa. Itu bagian dari proses yang seperti diibaratkan ketika berperang belum selesai namun sudah bagi-bagi ghanimah,” ungkapnya.
“Ini yang menjadi kesadaran kolektif bahwa proses pemilu menurut kesabaran kita, jiwa besar kita untuk menunggu hasil resmi KPU,” ujarnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni