PWMU.CO – Enam guru SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) Jawa Timur berbagi best practice kepada guru madrasah di Kecamatan Gresik dalam Workshop Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5PPRA), Sabtu (17/2/2024).
Dalam kegiatan workshop yang diinisiasi oleh Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kecamatan Gresik yang diadakan di MINU Tratee Putri, Jalan KH Abdul Karim 60 Gresik ini ini juga dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kemenag Gresik Masfufah MPd dan Pengawas MI Kecamatan Gresik Maskur Hadi SAg MPdI.
Dalam sambutannya, Masfufah menyampaikan melalui implementasi Kurikulum Merdeka P5PPRA, diharapkan setiap pelajar mampu menjadi individu yang kokoh dalam nilai-nilai Pancasila dan menerapkan semangat Rahmatan Lil’Alamin dalam kehidupan sehari-hari.
Di lain hal, Pengawas MI Kecamatan Gresik Maskur Hadi menekankan peran penting tenaga pendidik dalam membimbing dan membentuk karakter pelajar.
Dia berharap agar workshop ini dapat menjadi wadah bagi pertukaran ide dan pengalaman antara tenaga pendidik, sehingga Kurikulum Merdeka P5PPRA dapat diimplementasikan dengan optimal oleh semua madrasah ibtidaiyah di Gresik.
Berbagi Praktik Baik
Dalam workshop ini SD Mugres dipercaya sebagai sekolah percontohan penerapan praktik baik Kurikulum Merdeka. SD Mugres diminta untuk mendelegasikan enam orang guru. Tujuannya, sebagai fasilitator pembuatan best practice (praktik baik) kepada para peserta workshop.
Enam guru tersebut yakni Luluk Subaidah SPd, Rina Dwi Astuti SPd, SPd, Ely Safanah SSi, Ani Windi Astuti SPd, Lailatul Mardhiyyah SPd, dan Kumil Laela SPd.
Keenamnya menjadi pemateri praktik baik dalam tiga fase Kurikulum Merdeka. Luluk dan Rina untuk kelompok fase A bagi kelas I-II, Ely dan Windi di fase B kelas III-IV, sedangkan Lailatul dan Kumil di fase C kelas V-VI.
Kepada peserta workshop, keenamnya memaparkan proses pembelajaran yang telah dilakukan di SD Mugres dan terbukti berhasil. Mulai dari alur projek berupa perencanaan kolaboratif, pembagian tugas antarguru lintas disiplin ilmu, pembuatan modul, pelaksanaan, hingga refleksi dan laporan. Proses ini berpedoman pada implementasi Kurikulum Merdeka yang telah dicanangkan pemerintah.
Contohnya, Luluk yang menjadi pemateri bagi peserta kelompok fase A. Kepala SD Mugres Kampus A ini berbagi wawasan mengenai prinsip pelaksanaan P5, penentuan alokasi waktu, dan pelaksanaan pameran hasil projek.
Pemaparan Luluk tersebut dilengkapi oleh Rina yang juga merupakan guru kelas I SD Mugres Kampus A. Dia menjelaskan pembuatan alur, modul, dan laporan projek.
Usai pemaparan, peserta diberi kesempatan untuk bertanya. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada Luluk dan Rina. Mereka berdua pun menerangkan dengan gamblang. Antusias peserta ini membuat Luluk terkesan.
Selanjutnya, peserta dibimbing untuk membuat perencanaan P5 agar dapat diterapkan di sekolah masing-masing. Mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
Kepada PWMU.CO, Luluk menuturkan harapannya agar praktik baik yang telah dilakukan di SD Mugres ini menginspirasi guru-guru madrasah.
“Apa yang kami paparkan ini diharapkan dapat memantik semangat para guru berkreasi dalam implementasi P5 di sekolah mereka. Tentunya, menyesuaikan dengan kondisi riil sekolah masing-masing,” tandasnya. (*)
Penulis Abizar Purnama. Editor Ichwan Arif.