PWMU.CO – Apakah Islam menyuruh umat-nya berorganisasi? Pertanyaan itu dilontarkan Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Lamongan, Arika Karim SHI saat menyampaikan materi Kepemimpinan di Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) yang digelar Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong.
Arika mengawali pertanyaan tersebut kepada kader-kader Nasyiah Se-Cabang Brondong yang memenuhi Aula SMA Muhammadiyah 9 Sedayulawas, Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (23/2/2024).
“Islam nyuruh ndak kita berorganisasi? Apa alasannya? Apa sebenarnya yang menjadikan kita semangat kita hari ini?” tanyanya.
Menurutnya, berorganisasi itu ada landasannya. Di dalam Quran Surat (QS) al-Maidah disebutkan wa taawanuu alal birri wattaqwa walaa taawanuu alal ismi wal udwan.
“Ayat ini yang menjadi patokan kita kenapa kita harus berorganisasi. Kita disuruh oleh Allah untuk saling menguatkan, saling tolong menolong dalam kebaikan, dan tidak saling menolong dalam dosa dan permusuhan,” ulasnya.
Dia menjelaskan, ketika kita bergabung di Nasyiatul Aisyiyah itu saling taawun (saling menggabungkan kekuatan, saling bersinergi) maka berorganisasi itu bisa sebagai wadah, sebagai wasilah kendaraan kita untuk berdakwah.
“Tentu dakwah kita harus sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah. Kebaikan itu dapat dikalahkan dengan perselisihan dan perbedaan. Sedangkan kebatilan itu mampu kuat gara-gara persatuan dan kesepakatan,” imbuhnya.
Alumnus Pondok Pesantren Ar-Raudhotul Ilmiyah Kertosono ini menuturkan, jika sebuah kebenaran tidak kita satukan dengan persatuan dan kesepakatan, maka akan terkalahkan dengan kebatilan yang sudah terstruktur.
“Kenapa kita ini berbondong-bondong ke nasyiah? Karena potensi kita lebih mudah mendapatkan surganya Allah. Kedua, mendapat pengampunan dosa, dan ketiga memiliki potensi teman baik yang lebih banyak dalam hal agama,” katanya.
Menurut Arika, kita harus memperbanyak teman mukmin, karena sangat menguntungkan di akhirat kelak. “Selain itu, ketika kita menjadi seorang pemimpin, maka Allah menjanjikan pahala berlipat ganda,” pungkasnya. (*)
Penulis Lilik Maftuhatul Jannah Editor Nely Izzatul