PWMU.CO – Tiga profil kader Nasyiah menjadi topik diskusi dalam Darul Arqam Pimpinan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik di Kota Batu, Sabtu (24/2/2024).
Diskusi itu terjadi saat pembahasan profil kader Nasyiatul Aisyiyah disampaikan oleh Dafiqa Sukmawati SPsi, Ketua Bidang Kader Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur.
Dafiqa menyampaikan, Nasyiatul Aisyiyah yang biasa disingkat Nasyiah merupakan gerakan Islam amar makruf nahi mungkar bergerak di bidang keagamaan, keperempuan, dan kemasyarakatan yang berlandaskan al-Quran dan hadits.
Menurut dia, ada tiga profil kader ideal Nasyiatul Aisyiyah. Profil pertama, memiliki kemampuan menggerakkan organisasi, mengamalkan ajaran Islam, dan pemberdayaan perempuan.
Profil kedua, memiliki kemampuan menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Profil ketiga, menjadi kader Nasyiah, umat, dan bangsa.
“Sistem pengaderan Nasyiah memiliki orientasi perkaderan yang berfungsi sebagai pengarah bagi pengelolaan pelatihan,” papar Dafiqa yang berpofesi sebagai guru tersebut.
Perkaderan Nasyiah, sambung dia, berorientasi pada iman dan takwa, citra diri, kepemimpinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, keperempuanan, kelembagaan dan kemasyarakatan sosial ekonomi.
Dafiqa mengatakan, berorganisasi saat ini lebih berat tantangannya, maka untuk menyikapi anggota yang tidak aktif, dekati secara psikologis terlebih dahulu.
Moderator Dina Auliya, Ketua Departemen Kader PDNA Gresik menutup acara dengan pesan, seorang kader bukanlah pada kariernya di organisasi internal Ikatan, tetapi sesuai atau tidaknya kapasitas dan kepribadian dirinya dengan profil kader.
”Setidak produk dari kaderisasi berupa cetak kader umat, cetak kader bangsa, dan cetak kader persyarikatan,” katanya.
Pemaknaan tiga cetak kader ini, sambung dia, dimaknai sebagai diaspora di akar rumput, di ranah kebijakan publik, dan di dalam internal organisasi. Ini tidak menjadikan kadernya taklid buta dan tidak membuat gerak organisasi jumud.
”Sejatinya amanah bukanlah sesuatu kebanggaan, namun amanah adalah jalan ikhlas yang wajib di laksanakan dan di pertanggungjawabkan,” tandasnya.
Dia menegaskan, ketika berorganisasi bukan tentang siapa yang punya waktu, tapi siapa yang bisa menyempatkan waktu.
Penulis Nurul Afianah Editor Sugeng Purwanto