Akhirnya Dapat Banyak Pengalaman di ISE 2024, Belajar Bahasa Melayu, Catatan Perjalanan Renata Sherafina, siswa SD Mugeb Gresik
PWMU.CO – Akhirnya, hari yang saya tunggu-tunggu tiba juga. Itulah hari di mana saya dan teman-teman SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik Study Tour ke Kuala Lumpur Malaysia. Tepatnya pada program International Student Experience (ISE) 2024 SD Mugeb.
Sudah sejak bulan Desember 2023 saya menghitung hari. Rasanya tidak sabar menunggu tanggal 19 Februari 2024. Kaos berwarna hitam dengan gambar yang bagus yaitu menara kembar Petronas dengan corak seperti Damar Kurung sudah saya siapkan. Begitu pula topi berwarna abu-abu.
Tepat Senin (19/2/2024) pukul 03:00 WIB, kami berkumpul di lapangan SD Mugeb. Kami pergi bersama naik bus menuju Bandara Juanda. Ini adalah pengalaman pertama saya pergi ke luar negeri bersama teman-teman dan ustadz-ustadzah. Kami naik pesawat Air Asia pukul 06:35 WIB, lalu kami tiba di Bandara Kuala Lumpur pukul 10:00 WIB.
Tujuan pertama, kami menuju Masjid Putra Jaya. Kami melaksanakan Shalat Dhuhur di sana. MasyaAllah, masjidnya indah sekali. Tak lupa kami foto bersama.
Waktu di Malaysia lebih cepat 1 jam dari waktu di Gresik. Saya terkadang masih bingung waktu shalat di Kuala Lumpur. Waktu Subuh jam 06:17, Dhuhur jam 13:20, Ashar jam 16:20, Maghrib jam 19:17, Isya jam 20:20.
Waktu bangun pagi di Hotel, saya kaget karena jam 05:30 masih gelap. Di Kuala Lumpur, matahari mulai terbit dan langit agak terang jam 06:30. Kalau jam 19:30, langit masih tampak terang benderang. Beda banget dengan di Indonesia.
Kegiatan kami setiap hari sangat padat. Mulai jam 07:00 pagi kami harus berkumpul untuk sarapan di restoran hotel. Lalu jam 08:00 kami harus segera ke sekolah. Saya senang sekali mengunjungi International Islamic School Malaysia (IISM) dan International Modern Arabic School (IMAS).
Saya punya teman baru. Saya juga jadi tahu pelajarannya apa saja. Sekolah yang kami kunjungi setiap harinya harus berbahasa Inggris dan Arab. Halaman sekolah dan kantinnya sangat luas. Menu makanannya beraneka macam. Makanan di kantin tersaji secara prasmanan.
Saat saya masuk kelas di IMAS, teacher (guru) langsung menyuruh saya memperkenalkan diri dangan menggunakan bahasa Arab. Saya juga disuruh mengaji salah satu surat yang ada di juz 30.
Banyak Pengalaman
Alhamdulilah saya dapat pengalaman banyak selama lima hari di Malaysia, yaitu sampai Jumat (23/2/2024). Selain belajar perbedaan waktu dengan Indonesia, saya juga belajar adat budaya, makanan khas, dan tempat-tempat yang kami kunjungi.
Banyak orang India di Malaysia. Ada wisata namanya Batu Caves, tempat ibadah orang Hindu. Di sana banyak burung merpati dan monyet berkeliaran. Saya dan teman-teman lari karena dikejar-kejar monyet. Tapi monyet-monyetnya lucu.
Kue milik Alexandria Catalea, teman sekelas saya, sempat diambil monyet. Kami tertawa terbahak-bahak melihatnya. Saya juga sempat mewawancarai turis dari Cina di Batu Caves.
Tour Guide (pemandu wisata) kami bernama Muhammad Rasyid. Kami biasa memanggilnya Bang Rasyid. Orangnya baik, ramah dan sangat perhatian pada kami. Bang Rasyid bilang, dia boleh dipanggil Bang, Cik Gu atau Pak Cik.
Dari Bang Rasyid, kami belajar banyak bahasa Melayu. Seperti pak cik (bapak), cik gu (guru), tandas (toilet), pintu kecemasan (pintu darurat), kesesakan (macet), balai polis (kantor polisi), bas persiaran (bus), dan masih banyak lagi.
Kami juga mencicipi banyak makanan khas Malaysia. Ada ayam kering, es Milo, Teh Tarik, dan beraneka ragam cokelat karena di Malaysia banyak toko cokelat. Saya suka permen cokelat.
Kami mengunjungi ikon utama Malaysia, gedung kembar Petronas. Saya dan teman-teman tak lupa berfoto di depan Petronas. Di Malaysia juga ada gedung tertinggi kedua di dunia. Namanya Gedung Merdeka yang tingginya 679 meter. Bus kami sempat melewati gedung tersebut. Keren, bagus sekali!
Banyak kereta monorel. Tepat di depan hotel tempat kami menginap juga dilewati kereta monorel. Pemandangan yang sangat indah, apalagi di malam hari. Banyak gedung pencakar langit. Banyak lampu semakin menambah keindahan kota Kuala Lumpur. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni