PWMU.CO – Kisah istri Qais bin Shirmah diulas dalam kegiatan rutin Ngaji Kitab yang digelar Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Selasa (27/2/2024).
Kegiatan yang konsisten diselenggarakan setiap Selasa sore ini membahas kitab berjudul Mu’jam A’laamun Nisaa’ fil Qur’aanil Kariim, yang berarti Ensiklopedia Perempuan Populer dalam al-Qur’an Karim.
Anggota Departemen Dakwah PWNA Jatim, Saidah Fiddaroini, membina Ngaji Kitab dengan mengkaji kisah istri Qais bin Shirmah yang menjadi sebab turunnya perintah sahur pada surat Al-Baqarah 187.
“Sebelum ayat ini turun, dahulu kala saat buka puasa hanya di kala maghrib saja. Jika ia tertidur setelahnya, maka ia tak diperkenankan makan lagi,” jelas Fida mengawali.
Dikisahkan, bahwa suatu ketika Qais bin Shirmah sedang menjalankan Ramadhan. Ia adalah pekerja kebun kurma di setiap siang yang terik.
Ketika tiba waktu berbuka, Qais pulang ke rumah dan bertanya kepada sang istri apakah ada makanan untuk berbuka puasa. Istri Qais menjawab tidak mempunyai makanan sama sekali di rumahnya. Ia kemudian berusaha mencarikan makanan dan meminta suaminya menunggu sejenak.
“Maafkan aku, suamiku. Hari ini kita tidak punya makanan apapun. Tunggulah sebentar, aku akan mencarikan makanan untukmu,” katanya.
Turunnya QS al-Baqarah ayat 187
Saat istri Qais pulang dengan membawa makanan, ia melihat suaminya yang sudah tertidur pulas. Merasa kasihan, sang istri tidak tega membangunkannya. “Kasian engkau, suamiku,” kata istri Qais.
Keesokan harinya, Qais bin Shirmah yang belum sempat makan dan minum dari hari sebelumnya akhirnya pingsan. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Tidak lama setelah peristiwa itu, turunlah al-Quran Surat al-Baqarah ayat 187 yang berbunyi, “Dihalalkan bagi kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian pada malam hari bulan puasa. Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kalian tidak bisa menahan nafsu kalian. Karena itu, Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kepada kalian. Maka kini campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian. Dan, makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
“Setelah ayat ini turun, sahabat pun sangat berbahagia. Ini adalah salah satu bentuk rahmah dari Allah untuk seluruh umat muslim,” pungkas Fida membaca kitab tersebut. (*)
Penulis Erfin Walida Rahmania Editor Nely Izzatul