PWMU.CO – Rahasia Muhammadiyah berumur panjang dikupas dalam Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Jumat (1/3/2024).
Kegiatan yang bertajuk Penguatan Ideologi dan Kepemimpinan Muhammadiyah Membentuk Kader Islam Berkemajuan ini menghadirkan pembicara Nur Cholis Huda MSi, Penasihat PWM Jawa Timur.
Di awal kajiannya, dia menyampaikan tentang renungan terkait amal baik.
“Tidak ada yang kita banggakan kecuali amal baik,” kata Ustadz Nur, sapaan akrab dia.
Menurutnya untuk manusia title terakhir adalah almarhum, kendaraan terakhir adalah keranda, rumah terakhir adalah kuburan. Karena itu amal yang bisa menemani kita.
Selanjutnya dia menunjukkan rahasia Muhammadiyah bisa berumur panjang. “Rahasia kuncinya karena Muhammadiyah bermanfaat bagi umat,” ungkap Wakil Ketua PWM Jawa Timur periode 2015-2022.
Tiga makna simbol matahari pun menjadi pembahasan untuk penjelasan itu. Pertama, matahari mencerahkan. Artinya orang Muhammadiyah harus mencerahkan orang lain dengan syarat bisa cerah jika hatinya sendiri juga cerah.
Kedua, matahari selalu memberi tak harap kembali. Artinya orang Muhammadiyah berprinsip tangan di atas dan tidak mengharap kembali. Ketiga matahari selalu istikamah selalu terbit setiap hari. Artinya orang Muhammadiyah harus istikamah.
“Kebaikan sebenarnya ketika Anda siap mengorbankan sesuatu yang Anda butuhkan,” tegasnya.
Tokoh Muhammadiyah, Teladan sesuai Tantangan Zaman
Ustadz Nur Cholis juga menjelaskan 15 tokoh Muhammadiyah yang menjadi teladan sesuai tantangan zaman. Tokoh itu sebagai berikut:
- KH Ahmad Dahlan, sang pencerah (1869-1923)
- KH Ibrahim, sang penyebar (1923-1934)
- KH Hisjam, sang pendidik (1934-1937)
- KH Mas Mansur, sang idiolog (1937-1942)
- KH Bagus Hadikusumo, sang patriot (1942-1953)
- AR Sutan Mansur, sang pemulih (1953-1959)
- HM Yunus Anis, sang administrator (1959-1962)
- KH Ahmad Badawi, sang benteng (1962-1968)
- KH Fakih Usman sang konseptor (1968)
- KH AR Fachruddin, sang penyejuk (1968-1990)
- KH A. Azhar Basyir MA sang intelektual (1990)
- Prof Dr M Amien Rais, sang pendobrak (1994-1998)
- Prof Dr A. Syafi’i Ma’arif, sang intelektual (1998-2005)
- Prof Dr M. Sirajudin Syamsuddin, sang komunikator (2005-2015)
- Prof Dr KH Haedar Nashir MSi profesor sosiologi, penulis buku dan tidak terlibat politik. (2015-sekarang).
“Tokoh tersebut adalah sosok pemimpin Muhammadiyah yang penuh teladan sesuai tantangan zaman, bertauhid murni, dan kokoh sebagai abdullah,” tambahnya.
Baginya pemimpin Muhammadiyah tersebut memiliki ilmu agama mendalam, luas bergaul punya kemampuan komunikasi yang baik, kaya ide, dan selalu ingat kematian.
Sebagai penutup Ustadz Nur menyampaikan urip iku sawang sinawang yang menjelaskan bahwa manusia harus banyak bersyukur agar hidup bahagia. (*)
Penulis Yanita Intan Sariani Editor Mohammad Nurfatoni