PWMU.CO – Berkunjung ke peternakan sapi menjadi acara siswa kelas 2 Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 19 Rogojampi Banyuwangi, Kamis (22/2/2024).
Sebanyak 20 siswa ikut outdoor learning ini mengenal hewan ternak. Tujuannya peternakan sapi dan kambing Ijen Makmur di Desa Tamansari Kecamatan Licin, Banyuwangi. Daerah ini berhawa sejuk.
Memasuki gerbang sudah terdengar suara sapi. “Suaranya kayak dinosaurus,” kata satu murid.
Kedatangan rombongan disambut oleh Pak Sulam, pemilik peternakan bersama stafnya.
Pak Sulam memberikan aturan selama berada di lokasi peternakan. “Sekarang kita belajar memerah susu sapi. Tidak boleh ramai, ya, supaya tidak kaget sapinya,” katanya.
Semua diminta ke bagian belakang sapi. Pak Sulam memberi contoh cara memerah susu sapi. Kemudian anak-anak bergiliran memerah susu. “Hiii… lembek kayak sosis,” komentar siswa.
Guru pendamping pun ikut mencoba memerah susu. Ternyata ada yang cuma memencet sehingga tak keluar air susu. “Ditarik ke bawah, bukan dipencet ya,” kata karyawan peternakan.
“Mengambil susu harus cepat, maksimal 10 menit. Kalau lama, susu masuk kembali ke sel darah, kualitas susunya bisa rusak,” katanya.
Acara berikutnya melihat pemerahan susu menggunakan mesin. Ada slang-slang dihubungkan ke susu sapi kemudian disedot dengan mesin. Air susunya mengalir ditampung ke tabung.
Setelah itu acara memberi makan sapi. Pakannya batang jagung atau tebon beserta jagung muda.
Pakan ini ada hasil tanam sendiri, sebagian beli ke petani. Bahan pakan lainnya daun kaliandra, rosidi, dan lamtoro. Pohonnya ditanam di sekeliling kebun.
Ada tiga anak sapi di sisi kiri. Usianya empat bulanan. Beberapa sapi dewasa di sisi kanan. “Semua antara ada 11 sapi dewasa,” jelasnya.
Pak Sulam juga menjelaskan perbedaan memerah susu sapi dan kambing. “Memerah susu kambing harus ahli, karena kulitnya tipis, sensitive. Kalau ada bagian yang kepencet, kulitnya nggak kuat, kualitas susunya juga beda,” tuturnya.
Dia menerangkan, peternakan ini berdiri tahun 2012. Dua tahun lalu terjadi letusan Gunung Raung abunya mengenai pakan ternak. Ada enam sapi yang mati. “Ini sudah beli bibit sapi. Beli sapi bunting dari Lumajang,” ujarnya.
Kandang harus bersih. Setiap hari kotoran sapi disiram. Kotoran ternak ini belum mampu diolah. Karena keterbatasan waktu.
”Pagi kami menggiling pakan tebon menggunakan chopper. Kalau siang, cari pakan ternak, pakai dua kendaraan tossa,” katanya.
Kalau kotoran kambing, kata dia, ada yang mengambil sendiri. Harganya dua ribu rupiah tiap ambil.
Setelah memberi makan sapi dan kambing , anak-anak berkeliling kompleks peternakan.
Waktu istirahat para siswa menikmati minum susu. “Seru ya, tadi, pas ngasih makan kambing,” komentar siswa.
Berkunjung ke peternakan sapi ini menjadi pengalaman mengesankan.
Penulis Putri Maharani Editor Sugeng Purwanto