Oleh Pahri, Principal SMK Mutu Gondanglegi
PWMU.CO – Menjalankan syari’at Islam di Korea, tidak semarak seperti di Tanah Air. Dari waktu ke waktu tak terdengar suara adzan. Semua berlalu begitu saja.
Saat masuk waktu shalat Jumat, rombongan Principals Short Course Program berusaha mencari masjid terdekat di Busan, Korea. Namun tak kunjung didapat. Sopir bus yang menemani perjalanan saya dan rombongan sepertinya kurang familier dengan tempat ibadah umat Islam. Akhirnya shalat Jumat dilaksanakan di area taman Busan Air Cruise (BAC).
(Baca: Pengalaman Terkecoh Mengikuti Jumatan Unik di Masjid Niu Jie Beijing Tiongkok)
BAC sangat indah dan mempesona. Kalau di Indonesia seperti Taman Impian Jaya Ancol atau Garden by The Bay di Singapura. Masuk ke area ini cukup membayar 15.000 Won atau Rp 180.000. Tentu setelah menaiki Air Cruise dengan waktu kurang lebih 10 menit.
Bertindak sebagai khatib dan imam Jumat, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr Iwan Junaeidi M Pd. Dalam khotbah-nya, ia menegaskan bahwa Education Short Course Program merupakan upaya untuk menjalankan sunah Nabi saw, khusus-nya di bidang pendidikan.
(Baca juga: Melihat Islam Dipraktikkan Yangwoon High School Korea dalam Memuliakan Tamu)
Diharapkan oleh Ustad Iwan yang juga Dosen Universitas Muhammadiyah Semarang ini, sepulang dari Korea, perguruan tinggi dan sekolah Muhammadiyah harus semakin maju dan tumbuh berkembang.
Shalat Jum’at di area Taman BAC, menjadi pemandangan baru dan aneh bagi masyarakat Korea. Saya dan rombongan yang berjumlah 41 orang, menjadi tontonan pengunjung yang lewat. Alhamdulillah di tengah isu yang kurang menguntungkan dakwah Islam (ISIS dan terorisme) tak sampai diusir petugas keamanan. Sepertinya mereka lebih bijaksana dan menghargai perbedaan keyakinan.
(Baca juga: Di Korea, Sekolah adalah Surganya Anak-Anak dan Ternyata Area Publik SMK Mutu Gondanglegi Tak Kalah Bagus dengan di Busan Korea)
Perlu diketahui populasi muslim di Korea baru mencapai 120.000 – 145.000. Sedangkan jumlah masjid yang ada baru mencapai 10 buah. Sebagian besar masjid tersebut berada di kota besar seperti Seoul dan Busan.
Kita di Tanah Air pantaslah bersyukur, suasana dan fasilitas sangat mendukung ibadah shalat kita. Namun suasana religius dan fasilitas itu seringkali diabaikan dan disia-siakan. Fastabiqul khairat. (*)
Busan Korea, Jumat, 11/8/2017