PWMU.CO – Chef Cilik SD Muhita beraksi saat ujian praktik memasak di Balai Dusun Krajan, Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, Sabtu (2/3/2024).
Ujian praktik memasak ini diikuti siswa-siswi kelas VI SD Muhammadiyah 1 Tanggul (Muhita) Jember Jatim. Mereka terbagi menjadi 13 kelompok yang menyajikan menu masakan uniknya masing-masing.
Ketika pengumuman dari salah satu guru bahwa praktik masak dimulai, maka dengan guyub masing-masing kelompok saling bekerja sama meracik bahan dan bumbu untuk dimasak.
“Kami masak sayur sop,” kata Azzihni Ufairoh Himayatunnisa dari kelompok 8 sambil menunggu sopnya direbus. Zihni – sapaan akrabnya, menjelaskan beberapa komposisi masakan kelompoknya, seperti kol, wortel, dan kacang panjang. Kelompok 8 juga menyajikan sate buah sebagai makanan penutup.
Tidak kalah uniknya dari kelompok 8, kelompok 5 memasak ayam goreng kentucky dan tempe goreng. Selain memasak kedua menu tersebut, kelompok 5 juga menyajikan minuman es buah.
“Bahan-bahannya ada tepung, ayam, tempe, ketumbar, dan selada,” jelas Aqila Athfa Jayawardhani dari kelompok 5. Ketika ayam goreng dan tempe goreng sudah matang, mereka menata ayam dan tempenya di atas daun selada dengan cantik. Tidak lupa juga mengisi es buah pada gelas-gelas yang telah mereka sediakan.
“Tujuan dari praktik memasak ini melatih keterampilan, kerjasama, serta mengembangkan bakat anak dalam memasak,” tutur Nur Hasanah SPd – guru kelas VI-Tsabit bin Qais.
Bebas Pilih Menu
Nur – sapaan akrabnya menjelaskan, dua hari sebelum praktik dilaksanakan, siswa-siswi sudah diberikan arahan tentang tema kegiatan mereka memasak. Yaitu Masakan Sehat yang Sederhana.
“Mereka dibolehkan menentukan menu apa saja yang mereka buat. Aspek yang dinilai dari ujian praktik memasak ini diantaranya rasa masakan, penyajian, kebersihan, dan kerja sama,” paparnya.
Berbagai keseruan dan hal yang tidak terduga selama pelaksanaan ujian praktik memasak kali ini.
“Sangat seru sekali, mereka terlihat guyup. Mereka yang sebelumnya belum tahu cara menanak nasi, pada acara ini jadi tahu menanak nasi. Yang sebelumnya belum tahu memotong bumbu, pada acara ini jadi tahu,” jelasnya.
“Ada yang sempat terbalik ketika memasang kompor gas. Jadi cuma keluar asap, dan tentu membuat kami tertawa. Ada juga yang menuangkan air terlalu banyak ke dandang nasi, begitu ketika proses menanak nasi, isinya tumpah keluar,” selorohnya sambil tertawa.
Nur berharap siswa-siswi kelas VI menjadi generasi yang terampil, berjiwa sosial tinggi, dan bisa mengembangkan bakatnya di kemudian hari. (*)
Penulis Muhammad Arief. Editor Sugiran.