PWMU.CO – Mudah dan murah, Kartu Tanda Anggota (KTA) Forum Guru Muhammadiyah (FGM) langsung bisa dipesan sejak resmi diluncurkan, Kamis (7/3/2024) siang.
Demikian kata Ketua Pimpinan Pusat FGM Sutomo SAg MAg saat diwawancarai PWMU.CO usai momentum peluncuran di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai 3 Universitas Muhammadiyah Bandung. Menjadi bagian dari rangkaian Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) Ke-7, peluncuran ini berlangsung di tengah Seminar Internasional menjelang Silatnas FGM.
Kata Sutomo, “Sejak kami launching tadi sudah bisa langsung pesan karena kita fasilitasi secara online. Jadi detik itu juga teman-teman bisa mengakses untuk daftar membuat KTA di mana pun berada.”
Pihaknya telah menyiapkan sistem aplikasinya. Alhasil, bagi yang ingin membuat KTA, bisa langsung mendaftar melalui tautan https://kta.fgmpusat.or.id/. “Tinggal ketik nama, masukkan KTP, mudah karena semua sudah tersistem,” ujarnya.
Adapun untuk langkah detail pendaftaran KTA bisa menyimak video tutorial pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=bJp0fgAFcOY.
Kata Sutomo, Nomor Baku Anggota FGM sudah terpusat. “Sudah tidak akan tumpuk satu dengan yang lain,” ujarnya.
Sistem IT ini berkat kerja sama Pimpinan Pusat FGM dengan SMP Mujahidin Gunungkidul dan SMP Muhammadiyah Plus Salatiga. “Jadi memang saya mengawal langsung dari titik nol sampai finalisasi KTA untuk memastikan ini berfungsi,” ungkap Sutomo yang kini juga menjabat Kepala SMP Muhammadiyah Plus Salatiga itu.
Biaya Pembuatan
Syaratnya hanya bermodal Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keputusan (SK) dari sekolah atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). “Berbayar cukup Rp 15 ribu, berlaku selama keanggotaan,” imbuh Sutomo.
Terlepas dari itu, kata Sutomo, adanya iuran lain tergantung pada pedoman organisasi. “Di mana pun, organisasi itu ada iuran anggota. Tapi untuk ini kami sepakati di jenjang FGM PP, kita beri kesempatan kepada teman-teman untuk memungut iuran tapi tidak harus menyetor ke PP. Itu memang untuk daerah masing-masing, digunakan untuk kegiatan,” ungkapnya.
Sutomo menegaskan, “Kami PP belum mengambil hak-hak sebagaimana di pedoman AD ART yang sudah kami tetapkan. Satu periode ini Insyaallah akan kami evaluasi.”
Pada prinsipnya, sambung Sutomo, FGM ini harus selalu berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menjalin kerja sama yang juga sudah pihaknya lakukan. Termasuk dengan pemangku kebijakan.
Ia menyadari pihaknya baru merintis dengan harapan FGM wilayah atau daerah se-Indonesia bisa terbentuk. “Sampai hari ini kita terbentuk di 24 provinsi. Sehingga ini kita dorong sampai ke 38 provinsi,” ujarnya.
Jalan Panjang Peluncuran
Jalan panjang yang ditempuh hingga peluncuran KTA FGM sukses dilakukan ini pun Sutomo ceritakan. “Sejak FGM diberikan legalitas secara resmi oleh Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah pada 2016, ketika itu kita membentuk kepengurusan dari pusat, wilayah dan daerah,” terangnya.
“Waktu itu kepemimpinan Ustadz Pahri pada 2022, belum adanya satu upaya yang kita sepakati terkait KTA,” lanjutnya mengenang.
Setelahnya Sutomo bersyukur, “Alhamdulillah kemarin setelah serah terima, kami punya komitmen yang sama. Diberi dukungan Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, terkait langkah penting KTA bagi guru Muhammadiyah.”
Komitmen itu pihaknya upayakan karena KTA ini bisa dimanfaatkan untuk multifungsi. “KTA FGM akan sangat bermanfaat bagi teman-teman ke depannya. Tidak hanya untuk formalitas KTA, tapi ini juga nanti secara tata kelola organisasi akan bermanfaat,” terangnya.
Ia mencontohkan, ketika ada pendataan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), otomatis akan diminta mencantumkan nama satu organisasi profesi. Saat inilah akan butuh mengunggah KTA.
Selain itu, kata Sutomo, KTA FGM mendukung tata kelola organisasi profesi guru di Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). “Saya mengikuti beberapa kali pertemuan dengan Direktorat Jenderal GTK, maka kami langsung berkoordinasi dengan Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah bahwa ini sangat penting. KTA ini tidak bisa kita hindari karena nanti akan dibutuhkan oleh teman-teman,” ucapnya.
Gegap-gempita Olympicad
Maka momentum Olympicad ini, kata Sutomo, menjadi momentum sejarah FGM untuk meluncurkan KTA FGM pertama. “Ini momentum Olympicad Ke-7 yang gegap-gempita di Bandung luar biasa. Alhamdulillah langsung di-launching oleh PP Muhammadiyah dan disaksikan oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan para rektor,” tambahnya.
KTA langsung diluncurkan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Prof Dr Irwan Akib MPd. Turut menyaksikan Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Didik Suhardi PhD dan Anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc.
Selain itu, turut serta mendampingi, Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto MSc dan moderator seminar internasional sesi 1 Iip Ichsanudin PhD.
Melalui FGM ini, Sutomo meyakini, “Kita bisa membangun jejaring bantuan, komunikasi terkait masalah guru. Dengan kanal ini, nanti kita bisa lebih mudah membangun komunikasi terkait masalah di lapangan yang akan kita hadapi.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni