PWMU.CO – Penampilan siswa ‘istimewa’ di tersaji Srawung Budaya Budaya yang diadakan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik di Atrium Icon Mall Jalan Wahidin Sudirohusodo Gresik Jawa Timur, Senin (4/3/2024).
Tidak ada yang menyangka, jika grup tari yang tampil di atas panggung Srawung Budaya dan menarikan tari pelajar Pancasila merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) disabilitas pendengaran dari sekolah luar biasa (SLB) Muhammadiyah Sedayu Gresik
Pun juga dengan Alisha Putri Indira pembaca ayat suci Al-Quran dari SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik yang mempunyai disabilitas autisme. Dengan didampingi Atik Anjarwati SPsi, secara perlahan Alisha menyelesaikan bacaan Qs al-Lahab dan disambut tepuk tangan meriah dari audiens Srawung Budaya.
Tampil rancak dan bergerak dengan kompak mengikuti irama tari bagi penari disabilitas pendengaran mungkin hal yang mustahil, namun grup tari SLB Muhammadiyah Sedayu Gresik membuktikan bahwa mereka dapat melakukan dengan baik dan benar.
Zahra Najwa Falsina, Moch Qhusnu Azhari, Aisyah Syerviyah dan Muh Fathur Rohman. Dengan seksama mengikuti gerakan guru mereka Fajriati Amalia yang juga tampil diatas panggung bersama mereka.
Fajriati Amalia menjelaskan untuk persiapan menarinya sekitar 10 harian. Tantangan dalam mengajar menari yaitu dikarenakan anak tidak dapat mendengar lagu yang dipakai untuk menari.
“Jadi anak mengandalkan hitungan dan getaran dari lagu itu sendiri, terkadang menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat saat menari,” jelasnya.
Dia menuturkan, solusinya yaitu dengan terus melatih sampai hafal dan bisa serempak. Dan saat latihan, guru terus mengingatkan dengan memberi ketukan dengan tepuk tangan maupun kode-kode yang disepakati dengan anak” agar tempo tarian tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat.
“Terima kasih juga kepada LSBO PDM Gresik, kegiatan Srawung Budaya memfasilitasi siswa disabilitas kami untuk berkarya dan berkresi, ini menjadi penyemangat buat mereka bahwa disabilitas juga dapat berkarya seperti masyarakat umumnya,” ucapnya.
Lain lagi yang ditampilkan oleh Mochammad Raia Rasyad. Pantomim asal SD Muhammadiyah Komplek Gresik ini menampilkan pementasan pantomim dan bermain alat musik perkusi kendang dan darbuk di hadapan 100-an siswa disabilitas.
Menurutnya ini pengalaman pertama tampil di depan penonton yang semuanya siswa ABK. “Agak susah sepertinya tampil didepan siswa disabilitas pendengaran, ada yang perhatian, ada yang sibuk sendiri, tapi ini tidak jadi halangan untuk menampilkan performa optimal saya,” kata peraihan juara II pantomin FLS2N tingkat SD/MI Kab Gresik 2023 ini.
“Semoga alur cerita dan pesan pantomim yang saya tampilkan tadi dapat dipahami oleh teman teman disabilitas dan audiens kegiatan Srawung Budaya ini,” kata.
Pengunjung Icon Mall Sri Yuniarti yang kebetulan melintas di area Srawung Budaya pun juga memberikan respon positif. “Luar biasa apa yang ditampilkan siswa disabilitas pendengaran tadi, dapat menari dan bergerak mengikuti irama musik padahal mereka tidak bisa mendengar. Saya ucapkan selamat bagi guru pembina, pengasuh dan panitia penyelenggara karena berhasil mewadahi potensi siswa disabilitas sehingga sama dengan siswa pada umumnya,” akunya. (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja. Editor Ichwan Arif.