PWMU.CO – Delapan karakter dasar Muhammadiyah yang harus dijaga menjadi pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir saat peresmian At-Taawun Tower dan groundbreaking Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) UM Surabaya di kampus Sutorejo, Sabtu (9/3/24).
”Saya sangat menekankan perlunya menjaga harga diri sebagai warga Muhammadiyah. Hal ini menjadi matan, pedoman serta kepribadian Muhammadiyah,” kata Haedar .
Menurut dia, ada delapan karakter dasar Muhammadiyah yang harus terus dijaga.
”Pertama, karakter Muhammadiyah adalah adaptif terhadap kemajuan, berdimensi moral seperti kepribadian, selalu dan terus berjuang untuk perdamaian dan keutuhan,” kata guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Kedua, lanjutnya, memperbanyak kawan dan ukhuwah insaniyah. Warga Muhammadiyah terus memperbanyak interkoneksi.
Ketiga, sambung Haedar, adalah lapang dada dan luas pandangan. Kader Muhammadiyah jangan sampai seperti berjalan di lorong sempit, kejumudan dalam wawasan dan pikiran.
Keempat, keagamaan dan kemasyarakatan. Kader Muhammadiyah harus selalu mencerahkan, mencerdaskan dan menggerakkan kemasyarakatan.
”Kita ini bukan parpol. Muhammadiyah tidak masuk arena politik praktis, kita tetap ormas keagamaan yang mempunyai nilai politis,” tegas ketua umum selama dua periode ini.
Kelima, mengindahkan hukum konstitusi dan aturan. ”Karakter ini sudah dipesankan sejak tahun 1956, bahwa Muhammadiyah punya moral berpolitik,” ujar Haedar mengingatkan.
Keenam, amar makruf. Kader Muhammadiyah bergerak dengan dengan contoh dan teladan. ”Tidak tendang sana tendang sini,” selorohnya.
Haedar mendorong kader Muhammadiyah terus aktif di tengah masyarakat di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ketujuh, kader Muhammadiyah bekerja sama dengan golongan manapun untuk keperluan Islam dalam kepentingan masyarakat.
”Muhammadiyah membantu pemerintah dalam posisi sejajar untuk tujuan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah swt,” tegasnya.
Kedelapan, adil di dalam dan luar. Segalanya disusun secara proporsional, kesalahan dikoreksi secara bijaksana. Muhammadiyah ini kuat dalam prinsip adaptif dalam giat sosial.
”Muhammadiyah punya marwah dan harga diri. Muhammadiyah adalah gerakan sunyi dalam membentuk Indonesia yang adil dan makmur,” pungkas dia mengakhiri sambutannya.
PenulisSamsul Hidayat Editor Sugeng Purwanto