PWMU.CO – Menulis di website itu bisa membranding diri dan amal usaha sehingga dikenal luas dan memudahkan orang mencari di mesin Google.
Demikian dijelaskan Editor PWMU.CO Sugeng Purwanto saat mengisi pelatihan menulis untuk para kontributor di acara Roadshow Milad ke-8 PWMU.CO di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Kediri, Sabtu (9/3/24).
Untuk mengenalkan branding diri itu, sebelum penyampaian materi Menulis Berita Lolos Editing dan Pentingnya Meliput Kegiatan Persyarikatan, Sugeng Purwanto meminta seluruh hadirin untuk membuka Google lalu searching nama diri.
Hadirin yang namanya muncul paling banyak di Google mendapatkan doorprize. Ternyata ada yang mencapai 100 berita. Tiga kontributor diminta maju menerima doorprize.
Berikutnya searching Google dengan nama amal usaha, Ortom, atau persyarikatan tempatnya beraktivitas. Ternyata juga ada peserta yang sudah aktif menulis berita. Merekapun mendapatkan doorprize.
Sugeng lantas menjelaskan, itulah manfaat menulis berita bil-website atau bil-Youtube, bil-Facebook, bil-Instagram.
“Nama dan tulisan Anda akan tersimpan di server Google, terindeks dalam rak-rak katalog server. Kalau kita mau mengambil tulisan itu bisa tuliskan judul atau nama atau kata kunci atau tagline,” jelasnya.
Kalau tulisan itu viral karena sering dibaca orang atau tulisan unik, sambung dia, maka posisinya bisa berada di permukaan Google. Pembaca pun mudah mencarinya.
Lalu dia menjelaskan keuntungan tulisan yang tersimpan di server internet akan terpelihara selamanya. ”Beda dengan tulisan di media cetak, kalau tidak kita kliping, tulisan kita menjadi barang kiloan di tukang rombeng lalu jadi bungkus kacang,” selorohnya.
Keuntungan lain kalau sering menulis, sambung Sugeng, tulisan itu menjadi portofolio diri sendiri atau amala usaha.
”Kumpulan tulisan itu menjadi portofolio, misalnya kalau mau melamar pekerjaan jadi wartawan atau mencari beasiswa langsung tunjukkan saja kumpulan tulisan itu dijamin pasti diterima,” tandasnya.
Bisa juga menjadi portofolio amal usaha, Ortom, atau persyarikatan. ”Tulisan itu bisa dibukukan. Kalau ada tamu ingin profil dan kegiatan tinggal baca kumpulan berita-berita itu. Tak perlu lagi bikin company profile,” tutur Sugeng yang pernah menjadi wartawan Surabaya Post ini.
Bahkan berita yang sering dimuat di website, kata dia, bisa membranding sekolah. Dikenal masyarakat. Bisa mendukung PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
”Tapi ada syaratnya. Berita itu harus viral. Share ke wali murid dan masyarakat luas. Semakin sering viral masyarakat jadi mengenalnya sehingga tertarik menyekolahkan anak di sekolah itu,” ujar Wakil Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi PWM Jatim.
Menulis berita sekolah, perlu dibuat tagline spesifik misalnya sekolah terbaik di Kediri, sekolah unggul. Manfaatnya kalau ada orang mau mencari sekolah tagline seperti itu bakal membantu menemukan sekolah yang diinginkan.
”Kalau branding berhasil sangat kuat maka merk itu bakal melekat dan bisa berubah menjadi kata ganti sebutan secara umum,” ujarnya.
Dia mencontohkan, odol sebenarnya itu merk pasta gigi dari Jerman yang diimpor zaman pemerintah kolonial Belanda. Saking populernya maka odol menjadi kata ganti sebutan pasta gigi.
“Begitu juga kata paralon sebutan pipa PVC. Ternyata kata itu merk yang pertama keluar kini merk itu menjadi sebutan untuk semua pipa PVC padahal merknya berlainan. Itulah kuatnya branding merk,” tandasnya menjelaskan keuntungan menulis di website.
Penulis Candra Dwi Aprida Editor Sugeng Purwanto