PWMU.CO — Pengajian Rutin diadakan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah (PRIM-PRIA) Kepong Kuala Lumpur Malaysia, Sabtu (9/3/2024).
Mengusung tema “Marhaban ya Ramadhan: Taqwa Penghulu Puasa Ramadhan”, Dosen International Islamic University Malaysia (IIUM) Malaysia sekaligus Penasihat PCIA Malaysia Dr Betania Kartika MA menjadi pembicara. Di tengah ceramahnya, Beta mengajak peserta merenungi syair lagu dari film Bollywood berjudul “Kal Ho Na Ho”.
“Ada sebuah syair lagu dari film yang dibintangi Shah Rukh Khan,” ujar Beta di Kantor Sekretariat PRIM-PRIA Kepong, Batu Kentomen, Jalan Ipoh, Kuala Lumpur, Malaysia.
Ia lalu menyebutkan syair beserta artinya sebagai berikut.
“Har ghadi badal rahi hai roop zindagi.” Artinya, setiap waktu kehidupan senantiasa berubah rupa.
“Chaanv hai kabhi, kabhi hai dhoop zindagi.”
Artinya, kehidupan terkadang teduh, terkadang panas terik.
“Har pal yahan, jee bhar jiyo.”
Artinya, wetiap saat yang diberi ini, hiduplah sepenuh hatimu, berbuatlah yang sebaik-baiknya.
“Jo hai sama kal ho na ho.”
Artinya, suasana seperti ini mungkin tak akan ada lagi esok hari.
Menurut Beta, syair ini mengingatkan agar berbuat yang terbaik setiap waktu yang diberi. “Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok,” imbuhnya.
Tahu Tujuan
Awalnya, Beta menekankan agar jamaah mengetahui tujuan atas setiap hal yang hendak dilakukan. Beta kemudian mengajak jamaah membaca bersama Quran Surat al-Baqarah ayat 183.
“Dalam ayat ini, Allah menyeru kepada kita semua, bukan kepada mereka, bahwa tujuan kita berpuasa adalah untuk meraih taqwa. Maka, mumpung kita masih diberi kesempatan menjalankan ibadah puasa Ramadhan, mari kita berusaha yang terbaik, dengan niat yang baik,” ajak Beta.
Dia lanjut menegaskan, “Di sini, kita tidak membahas besok atau lusa mulai berpuasa, tentang perbedaan ketetapan Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Kerajaan Malaysia, akan tetapi yang kita fokuskan di sini, apa yang kita kerjakan setiap saat yang diberi, pada saat Ramadan nanti.”
Kata Beta, “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Dalam maqolah Imam Hasan al-Basri, dalam Kitab Zuhud yang ditulis oleh Ibn Abi Dunya, dunia ini terdiri dari tiga hari.”
٤٥٨ – حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْعِجْلِيُّ، قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْقَزِيُّ، قَالَ: ثنا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ نَاجِيَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: ” الدُّنْيَا ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ: أَمَا أَمْسِ فَقَدْ ذَهَبَ بِمَا فِيهِ، وَأَمَّا غَدًا فَلَعَلَّكَ لَا تُدْرِكُهُ، وَالْيَوْمُ فَاعْمَلْ فِيهِ
Artinya, “Dunia ini terdiri dari tiga hari. Kemarin sudah berlalu, besok mungkin kamu tidak mengalaminya, dan hari ini saja milikmu. Maka berbuatlah dan bekerjalah sekarang.”
Acara yang dimulai pukul 8:40 malam itu dihadiri para penasihat PCIM dan PCIA Malaysia. Hadir pula Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran Lc MA bersama jajaran Pimpinan PCIM Malaysia, Ketua PCIA Malaysia Silmi Fitri SS bersama jajaran Pimpinan PCIA Malaysia, Pimpinan PRIM PRIA se-Malaysia serta Ketua IMM Malaysia Aunillah Ahmad bersama anggotanya.
Dalam sambutannya, Ketua PRIM Kepong Masyhur Sugianto mengucapkan terima kasih kepada tamu yang hadir. “Pengajian Rutin kali ini sangat istimewa karena bertepatan dengan menyambut bulan Suci Ramadhan,” ujarnya.
Menurutnya juga sangat istimewa karena dihadiri para sesepuh, penasihat PCIM PCIA Malaysia, dan teman-teman dari perwakilan PRIM PRIA seMalaysia. “Serta ananda IMM semua tumplek-blek di sekretariat ini. Terima kasih semuany,” ungkap Masyhur.
Sementara itu, Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran Lc MA mengapresiasi Pengajian Rutin PRIM PRIA Kepong ini. “Pengajian Rutin ini sangat tepat sekali dalam menyambut kedatangan Ramadhan,” ujar Umai, sapaan akrabnya.
Ia lalu mengungkap rencana Majelis Tabligh dan Dakwah PCIM bekerja sama Majelis Tabligh dan Dakwah PCIA Malaysia mengadakan pengajian Tarhib Ramadhan (Taman). “Namun belum mendapat perizinan tempat,” ungkapnya.
Ia lantas bersyukur, “Alhamdulillah malam ini kita bisa bersama-sama menyambut Ramadhan dengan pengajian rutin di Sekretariat PRIM-PRIA Kepong ini.” (*)
Penulis Mundzirin Mukhtar Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni