PWMU.CO – Qari bersuara merdu menjadi imam tarawih Masjid Nur Sholihin Kediri. Ada Abu Zain Al Kautsar, Ricky Abu Sanum, Gunardi El Banjary, dan Malik Slamet Tulus SPdI.
“Hadirnya Ustadz Zain di Kediri menjadikan nuansa Masjidil Haram seolah hadir di Kediri. Jamaah lebih betah berlama-lama dalam shalat,” kata Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PDM Kota Kediri 2015-2022 H. Sholihin.
Dialah pemilik Masjid Nur Sholihin. Lokasinya di Perumahan Grand Madinah Residence, Blok B 3-5 Kabupaten Kediri.
Sholihin, salah satu warga Muhammadiyah yang menyulap lantai 2 dan garasi rumahnya menjadi masjid. Berukuran 12×16 meter persegi, Masjid Nur Sholihin mampu menampung sekitar dua ratus jamaah.
Pada sepuluh malam pertama, Abu Zain Al Kautsar dari Malang bertindak sebagai imam. Ustadz yang viral di YouTube berkat muratal Surat ar-Rahman ini untuk kali pertama hadir di Kediri, memimpin shalat tarawih di Masjid Nur Sholihin.
Untuk sepuluh malam kedua, Ricky Abu Sanum menjadi imamnya. Sedangkan sepuluh malam terakhir dan qiyamullail, imamnya Gunardi Al Banjary dan Malik Slamet Tulus SPdI.
Lebih lanjut, Sholihin menjelaskan alasannya menghadirkan para qari muda bersuara merdu itu. “Kebanyakan tarawih di masjid-majid umumnya berlangsung begitu cepat. Dengan hanya membaca ayat-ayat pendek di dalam al-Quran. Sehingga kekhusyukan kurang didapat,” jelas dia.
Karena itulah, sambungnya, para qari ini akan membacakan ayat-ayat pertama di juz satu. “Menjadikan para jamaah larut dalam kekhusyukan ibadah,” terangnya.
Suasana yang berbeda ini sukses memikat warga. Pada hari kedua Ramadhan, masjid tersebut sudah tak mampu menampung jamaah yang hadir.
Sholihin yang juga Ketua Kadin Kota Kediri ini akhirnya mengeluarkan seluruh mobil di garasinya. Ia menyulap garasi itu menjadi tempat shalat jamaah perempuan.
Alhasil, usai jamaah Isya dan Tarawih, puluhan jamaah pria dan wanita memadati pintu gerbang utama perumahan yang dekat Monumen Simpang Lima Gumul itu, Senin (11/3/2024) sore.
“Alhamdulillah antusiasme jamaah tarawih pada Ramadhan kali ini cukup besar. Terutama dengan hadirnya Ustadz Zain di masjid kami. Sehingga kami harus membuka garasi untuk menampung jamaah putri,” terangnya.
Meski menggunakan garasi, sambung Sholihin, aspek kenyamanan jamaah tetap pihaknya utamakan. “Kami memasang AC dan didukung sarana audio. Sangat mendukung terciptanya suasana ibadah yang nyaman dan indah,” ujar Sholihin.
Dengan begitu, ia bersyukur jamaah tidak lagi menjadikan shalatnya tergesa-gesa namun berupaya menjalaninya dengan nyaman, tenang dan tumakninah. (*)
Penulis Gunardi El Banjary Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni