PWMU.CO – Siswa Smamsi Gresik Jawa Timur melakukan praktik membuat pupuk organik dari daun kering, Senin (18/3/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik selesai ujian sekolah pukul 11.15 WIB. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya yang dilakukan oleh siswa kelas 12 IPS berjumlah 24 siswa. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yaitu ada kelompok laki-laki dan perempuan.
Guru Prakarya Akhmad Zainuddin SPd menjelaskan tujuan dari pembuatan pupuk organik ini adalah untuk mengurangi limbah sampah organik khususnya daun kering yang ada disekitar kita terutama di lingkungan sekolah.
Siswa memanfaatkan daun kering untuk dibuat pupuk organik. Hal ini dinilai lebih bermanfaat ketimbang diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau dibakar yang menimbulkan asap dan pencemaran udara.
Kebetulan di halaman sekolah banyak sampah dari pohon yang berjatuhan, sehingga muncul pemikiran untuk memanfaatkan sumber sampah. Lebih baik dibuat pupuk organik dengan memanfaatkan sampah daun kering.
Kegiatan ini merupakan kali pertama dilakukan siswa. Mengingat sampah yang dibuat untuk pupuk organik tidak terlalu banyak. Sekolah masih tahap uji coba dahulu latihan membuat pupuk dengan menggunakan bahan dan alat seadanya yang mudah didapatkan.
Pada proses ini dilakukan untuk bisa meminimalisir timbulnya sampah yang berserakan dan terbuang sia-sia, sehingga perlu melakukan cara pengurai sampah daun kering menjadi pupuk organik.
Pengolahan Pupuk Organik
Akhmad Zainuddin menjelaskan bahan-bahan pembuatan pupuk organik, antara lain pertama menyediakan tong bekas cat.
“Kedua, mengumpulkan sampah daun kering, misalnya sisa pohon yang berjatuhan disekitar sekolah atau siswa bisa membawa satu kresek besar daun kering dari rumah untuk tambahan jika kurang mencukupi,” jelasnya.
Ketiga, EM4 yaitu zat untuk mempercepat proses pengomposan yang dapat meningkatkan mikroba. EM4 memiliki kandungan mikroorganisme yang berperan dalam pengomposan. Bisa juga diganti dengan bahan lain yaitu sekam atau sisa cucian beras juga bisa sebagai alternatifnya.
Selanjutnya, dia menambahkan langkah-langkah dalam membuat pupuk organik, di antaranya kumpulkan daun-daunan kering kemudian dipilah-pilah. Gunting daun-daun tersebut menjadi kecil-kecil. “Lalu, masukkan daun-daunan tersebut ke dalam wadah pupuk organik yang telah disiapkan,” katanya.
Setelah itu, lanjutnya, tumpukan pertama yakni daun kemudian diberi sekam. Kemudian diberi EM4 atau bisa diganti dengan air cucian beras. Selanjutnya, pupuk didiamkan selama tiga bulan dengan dua pekan sekali diaduk agar terjadi pertukaran oksigen. Terakhir, setelah 3 bulan pupuk siap dipanen.
“Dengan pembuatan pupuk organik ini bisa mengubah tanah menjadi humus atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena ada bahan-bahan organik yang terus terurai di dalam tanah sehingga kebutuhan akan pupuk semakin sedikit atau menurun jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia yang cenderung meningkat,” ungkapnya.
Dia berharap, semoga ke depannya siswa bisa berwirausaha menghasilkan pupuk organik yang nantinya bisa dijual untuk menghasilkan uang.
Selain itu, sambungnya, dapat memberikan pemahaman akan pentingnya memanfaatkan sampah di lingkungan sekolah yang menjadikan lingkungan sekolah terlihat bersih dan rapi serta bermanfaat juga dalam menggali kreativitas siswa. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.