PWMU.CO – Puasa sebagai proses autofagi dipaparkan oleh dr Mirza Aulia dalam kajian bertema Sehatnya Berpuasa di Bulan Ramadhan.
Kegiatan diadakan oleh Forum Kajian Muslimah Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Wage, di Masjid Al-Ilham, Wage, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (19/3/2024). PRA Wage mengadakan kajian rutin tiap Selasa pekan pertama dan ketiga pukul 08.30-10.00 WIB.
Kajian yang diikuti 35 peserta ini dipandu oleh Sekretaris Majelis Tabligh PRA Wage Anita Rakhmawati.
Mirza Aulia menyampaikan puasa itu berbeda dengan kelaparan. “Kalau puasa itu ada jeda waktu untuk makan sedangkan kelaparan itu tidak ada jeda waktu untuk makan maupun minum. Sehingga kalau puasa, kita bisa mengatur jadwal makan minum kita, sedangkan kalau kelaparan tidak,” papar dokter di Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah Wage itu.
“Kenapa ada perintah puasa. Selain itu perintah dari Allah SWT juga (bisa ditinjau) dari sisi kesehatan. Menurut hasil penelitian, setiap manusia itu selalu suka makan. Bahkan kalau makan seringkali sampai berlebih dan tidak terkontrol. Bahkan ada seseorang itu bisa makan dari jam 9 pagi sampai jam 11.45 malam,” ungkapnya.
Akhirnya pankreas yang di dalam organ tubuh kita menghasilkan insulin berlebih. Di mana insulin ini berguna untuk memasukkan glukosa-glukosa yang ada di pembuluh darah untuk masuk ke dalam sel.
“Setiap kali kita makan, insulin ini akan bekerja terus menerus dan akhirnya lelah. Sehingga terjadi resistensi insulin. Resistensi insulin itu tidak selalu diabetes. Tapi kalau diabetes pasti insulinnya sudah resisten. Jadi resisten imun itu lama-kelamaan akan membuat penumpukan lemak di perut,” paparnya.
Lemak-lemak, lanjut dia, itu akan menimbun semua racun-racun tubuh sehingga menyebabkan berbagai macam penyakit. Seperti diabetes, hipertensi, stroke, gagal ginjal, autoimun dan kanker.
“Sehingga ahli kesehatan mengatakan, bagaimana orang-orang ini diatur jam makannya. Jadi ada fase istirahat dan fase makan. Sehingga kita bisa mengistirahatkan organ tubuh kita dan juga mengistirahatkan insulin biar tidak bekerja terlalu keras,” terangnya.
Puasa dan Proses Autofagi
Dokter yang suka senyum ini juga menambahkan, para pakar kesehatan menyarankan agar berpuasa (fastin), karena pada saat puasa, tubuh kita tidak kemasukan makanan. Otomatis bukan hanya lambung yang tidak ‘makan’, tetapi sel-sel pun juga tidak mendapatkan makanan.
Sel-sel di dalam tubuh itu ada sel yang buruk dan sel baik. Ada yang sehat dan ada yang rusak. Pada saat kita makan, semua sel-sel yang baik maupun buruk, mereka akan makan. Pada saat kita puasa, sel-sel pun juga tidak akan makan. Sel yang buruk ini kalau tidak makan dia akan mati.
“Sedangkan sel yang sehat dengan kuasa Allah kalau tidak ada makanan maka sel ini akan makan sel-sel yang sakit itu. Ini namanya proses autofagi,” tambahnya. Auto artinya otomatis dan fagi artinya makan. Jadi autofagi adalah proses yang terjadi secara alamiah di dalam tubuh di mana sel yang rusak otomatis akan dimakan oleh sel yang sehat.
Melalui proses autofagi, sel-sel yang rusak dalam tubuh dapat didaur ulang. Proses ini memungkinkan sel untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak dibutuhkan. Autofagi juga mengubah sel yang rusak menjadi komponen sel terpilih yang tubuh butuhkan, sehingga mengoptimalkan kinerja sel.
“Puasa adalah cara paling efektif untuk memicu proses autofagi. Ketika puasa tubuh tidak mendapatkan asupan dan nutrisi apapun dalam waktu tertentu. Hal ini menyebabkan sel bekerja di bawah tekanan dan memaksanya untuk membersihkan dan mendaur ulang sel yang rusak agar dapat berfungsi kembali,” jelasnya.
Sehingga puasa itu bagus untuk kesehatan karena menyebabkan imun menjadi lebih kuat. Maka puasa yang benar itu bisa menyehatkan.
Dia menambahkan, berpuasa itu ada batas waktunya. Jika lebih dari 48 jam, maka tubuh akan menjadi sakit. Tetapi apabila puasa dilaksanakan dengan baik dengan durasi minimal 12 jam itu proses autofagi sudah mulai berjalan.
Dokter Mirza juga memaparkan tentang hasil penelitian manfaat puasa di antaranya bisa:
- Menurunkan berat badan
- Mengontrol kadar gula darah
- Meningkatkan fungsi otak
- Melawan peradangan
- Sel-sel darah itu lebih kuat
- Mencegah alzeimer
- Mencegah kanker
- Meningkatkan keberhasilan kemoterapi
- Bikin orang lebih awet muda daripada orang yang tidak berpuasa
Dia juga memberikan tips bagaimana cara kita mencukupi asupan air ketika berpuasa yakni dengan cara minum delapan gelas air putih per hari yang bisa dilakukan secara bertahap.
Yaitu, satu gelas selepas bangun sahur, satu gelas selepas sahur, satu gelas saat berbuka puasa, satu gelas selepas shalat Maghrib, satu gelas selepas makan, satu gelas selepas isya’, satu gelas selepas Tarawih, dan satu gelas sebelum tidur. Jadi total delapan gelas sehari kita sudah tercukupi.
Bagi-Bagi Doorprize dan Bazar Preloved
Menurut Ketua Majelis Ekonomi PRA Wage Fidyanita Rachmasari, pertemuan Selasa ini agak berbeda dari kajian sebelumnya. Pada kajian kali ini ada beragam rangkaian acara mulai dari mengkaji tentang puasa dan kesehatan, pembagian doorprize, dan bazar Ramadhan.
Setelah sesi kajian dan tanya jawab tentang puasa dan kesehatan, dilanjut pembagian doorprize kepada jamaah. Adapun doorprize yang dibagikan pun juga beragam, mulai dari aneka sembako, jilbab, hingga asesoris.
Selain pembagian doorprize, kajian ini juga dimeriahkan dengan bazar Ramadhan yang menjual makanan dan kue-kue Lebaran serta baju-baju dan tas-tas preloved.
Anita Rakhmawati juga mengatakan bahwa hasil laba dari bazar preloved ini akan didonasikan untuk pengembangan Forum Kajian Muslimah Aisyah Wage. “Jadi jamaah yang beli di bazar ini sama dengan bersedekah,” ujarnya.
Ketua PRA Wage Rista Rahmaniasti, bersyukur dan berbahagia kegiatan ini berjalan dengan lancar. “Para jamaah selain mendapatkan ilmu juga dapat doorprize dan pulang berbelanja baju-baju preloved yang diminati dengan harga yang terjangkau,” ujarnya. (*)
Penulis Nurul Musdholifah Editor Mohammad Nurfatoni