Sumber Kesenangan Hidup Belum Tentu Membawa Ketenangan

Sumber kesenangan hidup
M. Helman Sueb

PWMU.CO – Sumber kesenangan dan ketenangan hidup disampaikan Moh. Helman Sueb dalam ceramah tarawih di Mushala al-Azhar Babat Lamongan, Ahad (24/3/2024).

Moh. Helman Sueb bertanya kepada jamaah: “Bapak ibu ingin hidup senang atau tenang?”

Mereka menjawab serentak: ”Dua-duanya.”

Kemudian dia menerangkan, menurut Imam Ghazali, setiap orang mengejar dua hal yang ingin diraihnya, yakni kesenangan dan ketenangan.

Sumber kesenangan ada empat, ujarnya, pertama, pengetahuan.

”Orang yang memiliki pengetahuan lebih besar memperoleh peluang dalam mencapai kesenangan dalam hidupnya, daripada orang yang terbatas pengetahuannya,” katanya.

Kedua, kesehatan.

Kesehatan merupakan nikmat yang sangat tinggi nilainya. Banyak orang yang lalai dan tertipu sebagai mana sabda Nabi Muhammad saw.

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR Al-Bukhari )

”Orang yang sehat lebih nyaman dan senang dibandingkan yang tidak sehat. Misal orang yang sakit darah tinggi, tidak akan berani makan sembarangan, karena ada pantangan dari doker. Oleh karena itu ketika kita sehat jangan lupa memanfaatkan sebaik-baiknya,” tambah anggota Majelis Tabligh PCM Babat ini.

Ketiga, harta kekayaan.

”Orang yang mempunyai harta banyak, peluang untuk memperoleh kesenangan lebih besar. Orang yang berkecukupan tentu lebih mudah mendapatkan apa saja yang diinginkan. Contoh beli mobil, ikan hias harga jutaan, membangun rumah, sangat mudah,” tuturnya.

Keempat, kedudukan, pangkat dan jabatan.

Orang yang memiliki kedudukan lebih banyak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh kesenangan, tidak heranlah kita.

”Namun keempat sumber kesenangan tersebut tidak otomatis orang yang memilikinya kehidupannya jadi tenang,” ujarnya.

Untuk menggapai ketenangan hidup hanya dimiliki orang beriman yang mengingat Allah subhaanahu wa taala, karena mengingatNya sebagai sumber ketenangan.

Sebagaimana firmanNya dalam surat ar-Ra’du ayat 28.

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.

”Semoga para jamaah di bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, tetap sehat dan tenang dalam kehidupan,” tandasnya.

Penulis Hilman Sueb  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version