Baitul Arqam Panti Asuhan Aisyiyah Ajak Hargai Sebutir Nasi

Baitul Arqam Panti Asuhan Aisyiyah ajak hargai sebutir nasi. Kegiatan berlangsung di Panti Asuhan Aisyiyah Balongbendo, Sabtu-Ahad (24/3/24).
Para peserta Baitul Arqam Panti Asuhan Aisyiyah

PWMU.CO – Baitul Arqam Panti Asuhan Aisyiyah ajak hargai sebutir nasi. Kegiatan berlangsung di Panti Asuhan Aisyiyah  Balongbendo, Sabtu-Ahad (24/3/24).

Majelis Kader, Majelis Kesejahteraan Sosial, dan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo, mengadakan kegiatan Baitul Arqam bagi anak Panti Asuhan Putra-Putri Muhammadiyah.

Sebanyak 62 peserta berasal dari Panti Asuhan Aisyiyah Balongbendo, Sepanjang, dan Sidoarjo. Selain itu juga dibantu oleh 22 panitia.

Ihdah Rahmawati SP, ketua program berharap, anak-anak dapat antusias mengikuti  program tahunan rutin ini.

“Kegiatan ini sebagai upaya dalam proses pembinaan serta mendidik putra-putri Muhammadiyah, khususnya anak panti Asuhan Aisyiyah agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan menjadi calon pemimpin kelak,” jelasnya. 

Selain itu, lanjutnya, kegiatan itu juga bertujuan untuk mewujudkan terbentuknya putra-putri Muhammadiyah yang beriman, sekaligus untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1445 H.

Pada kegiatan ini anak-anak dibagi menjadi dua kelompok yakni SD dan SMP/SMA. Mereka mendapatkan wawasan penguatan Ideologi Muhammadiyah, thaharah, dan leadership dengan penyampaian materi sesuai kapasitas. Kegiatan lainnya adalah kultum, yang disimak bersama bakda shalat berjamaah.

Hargai Sebutir Nasi

Usai memimpin shalat subuh berjamaah, Amam Fahrur MPd menyampaikan kultum. Anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo itu menyampaikan fenomena menyisakan makanan.

“Banyak yang makan dengan menyisakan makanan di piringnya, khususnya nasi,” ujarnya.

Amam kemudian memberikan ilustrasi, dalam 1 kg nasi itu kira-kira 50 ribu butir beras. “Jika sebutir nasi saja yang ditinggalkan satu orang, maka 50 ribu orang yang meninggalkan sebutir nasi sudah 1 kg,” jelasnya.

Jika 200 juta orang meninggalkan sebutir nasi sudah empat ton yang dibuang. Bayangkan jika dua kali makan sehari maka bisa delapan ton per hari. Maka ketika satu bulan bisa tembus 240 ton nasi yang dibuang sia-sia.

“Ini menggambarkan bahwa muslim belum sepenuhnya menjalankan Islam sebagaimana mestinya,” ungkap Ustadz Amam yang membuat semua anak-anak yang mendengar tampak berpikir.

Usai kultum, anak-anak melakukan senam pagi sebelum bersih diri. Acara Baitul Arqam ditutup tepat pukul 09.00 dengan pembagian suvenir. (*)

Penulis Purwanti. Editor Darul Setiawan.

Exit mobile version