PWMU.CO – Kader Nasyiah diajak bersemangat menggerakkan Ralina. Rumah Literasi Nasyiatul Aisyiyah (Ralina) merupakan tempat baca milik Nasyiah.
Ialah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur yang membidangi Pustaka, Informasi dan Teknologi Digital (Pusintek) Zahrotul Jannah SKom MM yang mengajak. Di tengah Syiar Ramadhan, Zahro mengatakan, “Kami semangat dengan Ralina karena ini imbauan dari Pimpinan Pusat (PP) NA. Ini program unggulan Pusintek.”
Karena itulah, Zahro mengapresiasi kader Nasyiah di tingkat daerah seperti PDNA Trenggalek yang sudah menghidupkan Ralina. “Ada yang mendirikan pojok baca, ada yang menggelar di alun-alun,” terangnya.
Untuk kian menggerakkan Ralina, Zahro bersama Ketua Departemen Pusintek PWNA Jatim Hervina Emzulia MPd menyosialisasikan program bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak literasi.
“Jangan khawatir, kami juga ingin menerobos bantuan selain dari program pemerintah. Seperti CSR perusahaan yang concern pada program literasi, penerbit buku. Saya ingin Nasyiah menangkap program itu,” imbuh Zahro.
Hervina lantas menyampaikan program pemerintah, tepatnya dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sebelumnya, ia menerangkan, “Departemen Pusintek ini meliputi tiga elemen yang di periode lalu sebutannya Departemen Kominfo.”
“Hasil Muktamar Bandung disempurnakan dengan nama Departemen Pusintek, Informasi dan Teknologi Digital. Tiga elemen ini mau tidak mau harus kita hubungkan agar ketiganya bisa mensupport antarelemen tersebut,” lanjutnya.
Kemudian Hervina menyebutkan masalah kini di mana indeks minat baca Indonesia berdasarkan Program for International Student Assessment (PISA) tergolong kurang. “Upaya pemerintah ini sudah cukup bagus dengan memberikan bantuan kepada komunitas penggerak literasi,” ujarnya.
Bantuan Komunitas Penggerak Literasi
Program ini kata Hervina berlandaskan pada beberapa kondisi. Pertama, kurangnya akses terhadap bahan bacaan di Indonesia. “Kalau di Jawa mungkin masih mudah tapi tidak dengan saudara di luar Jawa,” imbuhnya.
Kedua, kegiatan edukasi. “Tugas mengedukasi tugas kita semua, termasuk kita di Nasyiah, penggerak dalam organisasi dakwah,” ujarnya.
Ketiga, yang Nasyiah banget kata Hervina, program pendidikan anak. “Gerakan literasi kita nanti lebih fokus ke pendidikan anak,” imbuhnya.
Ia lantas memaparkan satu per satu syarat penerima bantuan. Yakni warga negara Indonesia, memiliki komitmen dan dedikasi terhadap gerakan literasi, tidak sedang menerima pendanaan pada objek dan peruntukan yang sama; tidak terafiliasi dengan organisasi terlarang, partai politik; dan telah melaksanakan kegiatan literasi, khususnya baca tulis minimal 2 tahun.
Syarat administrasi selanjutnya ia uraikan. Pertama, proposal disertai RAB, profil komunitas, surat pernyataan tanggung jawab mutlak, surat pernyataan kesanggupan, pakta integritas, NPWP atas nama komunitas atau organisasi induk, halaman depan buku rekening, dan KTP-KK pengurus.
“Bentuk bantuan berupa masing-masing proposal mendapat Rp 50 juta untuk 340 komunitas penggerak literasi yang memenuhi syarat,” terang Hervina.
Adapun bantuan ini diperuntukkan kegiatan diskusi, pelatihan mengelola komunitas, pelatihan menulis, pelatihan mengelola media sosial, dan menambah koleksi bahan bacaan. Selain itu juga kegiatan penguatan literasi masyarakat melalui kegiatan diskusi, pelatihan mengelola komunitas, pelatihan menulis, dan pelatihan mengelola media sosial.
Terkahir, Hervina menyosialisasikan linimasa program. Masa pendaftaran dibuka pada 12 Februari-16 April 2024. Batas akhir pengumpulan proposal 16 April 2024 pukul 23.59 WIB. Selanjutnya, sambung Hervina, penilaian proposal selama 27 Mei-30 Juni 2024. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni