PWMU.CO – Muhammadiyah harus menjadi teladan utama. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Dr Mukhlis MSi saat memberi ceramah Kajian Ramadhan di Masjid At-Tanwir SMK Muhammadiyah 2 Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (31/3/2024).
Kajian Ramadhan yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng ini dihadiri oleh segenap PCM Genteng, PC Aisyiyah, Ortom tingkat Cabang, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Cabang Genteng, PR Aisyiyah, Ketua Takmir Masjid, Kepala sekolah, guru dan karyawan, serta warga dan simpatisan Muhammadiyah se-Cabang Genteng.
Dalam kajian ini Ketua PDM Banyuwangi, Mukhlis mengajak kepada semua peserta kajian untuk mengingat kembali pada salah satu Konsep Ideologi Muhammadiyah yang tertera dalam Kepribadian Muhammadiyah.
“Dari 10 butir yang ada dalam Kepribadian Muhammadiyah itu, saya menekankan pada butir yang keenam. Yaitu, amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik,” ujarnya.
Dia mengatakan, warga Muhammadiyah harus menjadi teladan utama. Setiap hari berusaha untuk melakukan amar makruf nahi munkar di mana saja berada. Baik menjadi pejabat, guru, karyawan dan profesi apa saja, katanya, manfaatkan untuk berdakwah.
Umur kita ini, sambungnya, dipakai aktivitas atau tidak, akan habis juga pada waktunya. Oleh karena itu, kumpulkan kebaikan atau amal shalih sebanyak-banyaknya. Nafas, mata, tangan, dan kaki, gunakan semuanya untuk berdakwah.
“Tidur saja juga akan menghabiskan waktu. Maka, lebih manfaat mana antara beramal shalih dengan tidak?” tanyanya retoris.
Untuk lebih menjelaskan tema kajian, Menunaikan Amanat Kepemimpinan, Mukhlis membacakan ayat al-Quran Surat Yusuf 101. Di ayat tersebut dijelaskan bagaimana cara Nabi Yusuf AS menunaikan amanat kepemimpinannya di Mesir dengan baik.
Meskipun memiliki kekuasaan yang besar, namun Nabi Yusuf tetap tawaduk. Dia tidak sombong dan tetap memohon kekuatan serta perlindungan dari Allah dalam menjalankan amanat yang diembannya.
Mengakhiri ceramahnya Mukhlis mendoakan kepada peserta kajian. “Semoga nanti semuanya di akhir hayat mampu mengucap laillahaillallah. Wafat dalam keadaan husnul khatimah,” doanya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.