PWMU.CO – Tafsir surat al-Bayyinah ayat 5 menjadi bahasan Dr Nyong Eman Teguh Santoso dalam Perkaderan Kaum Muda Muhammadiyah Sidoarjo di Gedung Dakwah Muhlisin Kemantren Tulangan Sidoarjo, Ahad (31/3/2024).
Dia menyampaikan, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga pada budaya dan spiritualitas.
Hal ini, kata dia, terlihat dalam pemahaman Muhammadiyah terhadap surat al-Bayyinah yang menegaskan pentingnya ketaatan kepada Allah dengan tulus.
Surat al-Bayyinah ayat 5 berbunyi
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
”Addinul qoyyimah, دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ agama yang tegak, agama yang jejeg. Agama yang diperjuangkan Muhammadiyah. Nilai-nilai yang tegak nilai-nilai rabbani yang hadir di masyarakat,” katanya soal tafsir surat al-Bayyinah itu.
Dia menjelaskan, untuk menjaga akidah yang murni, Muhammadiyah menjadikan konsep mukhlisina lahuddin مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ sebagai jangkar teologis yang menguatkan akidah yang lurus.
Muhammadiyah, sambung dia, juga berperan dalam menanggulangi persoalan syirik yang masih ada di masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai rabbani.
”Orang Islam yang tidak shalat, agamanya tidak tegak. Orang Islam percaya kepada Nyi Roro Kidul, akidahnya belum beres. Agamanya belum tegak,” urai Nyong Etis, panggilan akrabnya.
Muhammadiyah juga berperan sebagai kompas moral bagi masyarakat. Konsep khunafa mengajarkan pentingnya berorientasi pada kebaikan dan menjaga moralitas di tengah hiruk pikuk politik dan pragmatisme yang melanda.
Dalam menjaga eksistensinya, Muhammadiyah tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga pada aspek sosial.
Dengan mengajarkan pentingnya shalat dan zakat, Muhammadiyah berperan dalam membangun kesehatan sosial masyarakat.
”Ini tecermin pada wayuqimus shalata wayu’tuzzakata. Dirikan shalat dan tunaikan zakat,” tambah dosen UINSA ini.
Muhammadiyah juga aktif dalam mengembangkan nilai-nilai persyarikatan dan idealitas kemajuan Islam.
”Melalui Majelis Tabligh, Muhammadiyah berperan dalam menguatkan nilai-nilai persyarikatan dan menjaga idealitas kemajuan Islam,” ujarnya.
Dengan berbagai upaya dan program yang telah dilakukan, kata dia, Muhammadiyah terus berupaya untuk menjadi lebih baik.
”Dengan dukungan perkaderan kaum muda Muhammadiyah dengan tema Leadership Booster ini, Muhammadiyah yakin dapat mewujudkan peradaban yang lebih baik bagi masyarakat,” tandas Nyong Etis.
Perkaderan Kaum Muda Muhammadiyah Sidoarjo ini berlangsung tanggal 31 Maret 2024. Mengusung tema Leadership Booster Kader Muda.
Peserta terdiri Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci (TS).
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto