Buka Bersama Smamsatu Dihadiri Ketua PWM Jatim, Ini Pesannya

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM di acara Buka Bersama Smamsatu (M. Ali Safa’at/PWMU.CO)

PWMU.CO – Buka Bersama Smamsatu dihadiri Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM. Acara bertema Silaturahmi Awal Keberkahan Sepanjang Masa ini dilaksanakan Kamis (4/4/2024).

Tampak hadir Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Muhammad Thoha Mahsun SAg MPdI MHes, Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Kabupaten Gresik M. Fadloli Aziz MPd dan jajarannya, serta guru dan karyawan Smamsatu.

Acara dimulai pukul 15:30 dengan kegiatan soft launching pembangunan lantai utama Masjid Al-Qalam Smamsatu Gresik. Setelah itu undangan kembali memasuki gedung Smamsatu untuk mendengarkan lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibacakan oleh Evansyah Qoulan Sadidan, siswa kelas XI Saintek 3. 

Dilanjutkan sambutan oleh Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Ainul Muttaqin SP MPd. “Pak Sukadiono adalah motivator bagi perpindahan sekolah kita dari KH Kholil ke sini,” ujarnya.

Ainul juga menyampaikan prestasi-prestasi Smamsatu, mulai dari predikat sebagai Outstanding School Muhammadiyah Future School hingga menyumbang tiga medali emas dan satu perak untuk Jawa Timur di Olimpyc Ahmad Dahlan (Olympicad) kemarin.

“Untuk itu, kami mohon Pak Suko bisa memberikan arahan dan motivasi bagi kami, karena ini adalah salah satu AUM yang menjadi kebanggaan Jawa Timur dan, insyaallah nasional. Karena sebentar lagi sekolah kami mendapat tugas dari pusat untuk dijadikan rujukan bagi SMA Muhammadiyah di Indonesia. Semoga semua bernilai ibadah,” ujarnya.

Ketua PWM Jatim Sukadiono (tangah) didampingi Ketua PDM Gresik Muhammad Thoha Mahsun (kedua dari kanan) dan Kepala Smamsatu Ainul Muttaqin (kedua dari kiri) (M. Ali Safa’at/PWMU.CO)

Tiga Jenis Orang Bermuhammadiyah

Sukadiono menjelaskan, ada tiga jenis orang bermuhammadiyah, yaitu secara biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis.

Pertama, biogenetis. Golongan ini, kata Suko, hanya menjadikan amal usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. “Tanpa mau berkontribusi maksimal terhadap AUM di mana dia berada,” katanya.

Kedua, sosiogenetis, yaitu menjadikan AUM sebagai batu loncatan. “Alhamdulillah Bapak/Ibu di sini tidak bermuhammadiyah secara sosiogenetis. Karena tidak tergoda iming-iming ikut PPPK dengan kemapanan yang lebih tinggi dan tinggalkan SMA Muhammadiyah 1,” jelas Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.

Padahal, menurutnya, banyak keberkahan yang bisa didapatkan dengan menjadi golongan yang ketiga, yakni secara teogenetis. “Inilah bermuhammadiyah yang sesungguhnya, secara lillahita’ala. Yaitu bermuhammadiyah secara ikhlas. Mereka sumbangkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk membesarkan Persyarikatan dan AUM,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, bekerja itu bukan satu-satunya yang mendapatkan rezeki, tapi bekerja itu adalah salah satunya yang mendapatkan rezeki. “Dan tidak usah khawatir. Ini harus kita tanamkan, insyaallah banyak keberkahan,” ucapnya.

Menurut dia, kekayaan yang sesungguhnya (hakiki) adalah kekayaan hati—hati yang tenang dan tidak gelisah. “Itulah kekayaan yang sesungguhnya,” tuturnya. 

Dia juga membahas obat hati demi ketenangan dan kebahagiaan. Menurutnya, untuk mendefinisikan orang yang sehat jiwa itu ada empat ciri. Pertama, bisa mengenal dan mengembangkan potensi diri. Kedua, produktif. Ketiga bisa mengatasi stress dalam kehidupan kita. Keempat, bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Sukadiono menjelaskan shalat malam juga bisa dirutinkan untuk melatih keikhlasan. “Orang yang shalat malam itu jarang stress, hatinya selalu tenang, bahagia.” 

Dia menambahkan, silaturahim juga bisa mengatasi stress. Siraturahmi memperpanjang umur, umur otak kitatidak mudah stress. Dan jangan lupa sedekah, itu juga bisa mengurangi stress,” ujarnya. (*)

Penulis Evi Damayanti Editor Muhammad Nurfatoni

Exit mobile version