PWMU.CO – Hikmah penting dari itikaf menjadi bahasan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Ramadhan di Masjid Al-Hikmah Genteng disampaikan Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Jawa Timur, Taufiqur Rohman MPdI, Sabtu (6/4/2024).
Memasuki hari yang Ke-28 Ramadhan 1445 Hijriyah ini, masjid yang baru selesai direnovasi beberapa bulan yang lalu itu, masih terlihat semarak dengan kegiatan Ramadhan. Jamaah laki-laki dan perempuan masih semangat mengikuti shalat tarawih berjamaah dan mendengarkan Kultum Ramadhan.
Di awal Kultumnya Taufiqur Rohman menyampaikan rasa syukurnya, karena telah berada di hari-hari akhir Ramadhan. Berada di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
“Bapak dan Ibu, semoga ibadah kita hingga hari ini, diterima oleh Allah SWT,” ujarnya.
Selanjutnya dia mengajak kepada jamaah untuk mengambil hikmah penting dari itikaf yang telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW saat memasuki akhir Ramadhan.
“Itikaf ini, bapak dan ibu, artinya berdiam diri. Tapi tidak diam begitu saja. Namun kita yang iktikaf ini diharapkan untuk merenungkan perjalanan hidup diri kita masing-masing. Maka isilah dengan berdzikir dan beristighfar kepada Allah,” katanya.
Dia menuturkan, seseorang yang melakukan itikaf itu hakikatnya sedang mengumpulkan energi untuk melompat jauh ke depan. Dengan penuh rasa optimis menghadapi masa depan. Mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat.
Di samping itu Taufiqur Rohman yang juga pengajar Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 2 Genteng itu berpesan kepada jamaah untuk menunaikan zakat fitri.
Untuk itu, dia membacakan satu ayat al-Quran dalam Surat al-Baqarah 43. Di ayat tersebut dijelaskan perintah zakat yang disandingkan dengan kewajiban mendirikan ibadah shalat.
Meskipun standarnya hanya 2,5 kg beras, tapi itu memiliki banyak manfaat, yaitu untuk membersihkan jiwa yang berzakat, membersihkan harta, dan menjadi penyempurna amaliyah yang dikerjakan selama Ramadhan ini.
“Maka, silakan kalau mau dilebihkan, misalkan sampai 3 kg, agar mendapatkan nilai lebihnya sebagai sedekah,” pesannya. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama. Editor Ichwan Arif.