PWMU.CO – PRA Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, mengadakan acara Bakti Sosial Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, di Masjid Dakwah Muhammadiyah Kauman Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2024). Sebanyak 17 anak dan 11 janda yang menerima santunan ini.
Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Tanggul Kulon Umi Kulsum mengatakan kegiatan ini merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Bentuknya memberikan bingkisan santunan kepada anak yatim siswa-siswi lembaga pendidikan Pimpinan Cabang Aisyiyah Tanggul dan janda dhuafa.
“Giat berbagi ini berdasarkan ajaran KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dengan mentadaburi surat al-Maun,” katanya. Bukan kebetulan jika surat tersebut dibacakan oleh Halimatus Sa’diyah pada acara pembukaan.
Umi Kulsum mengucapkan terima kasih atas kehadiran kehadiran para undangan. “Kami mohon maaf jika pemberian ini tidak seberapa nilainya. Insyaallah akan bermanfaat dan berkah bagi anak-anak dan ibu-ibu. Begitu pula kami sampaikan kepada donatur rasa terima kasih, semoga mendapatkan ganti pahala yang berlipat”, katanya dalam sambutan.
Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Hj Farida Nur Anisa SAg men-support acara ini. Dia juga berterima kasih pada PRA se-Cabang Tanggul yang sudah turut menyukseskan program ini.
“Program hari ini dilaksanakan oleh PRA Tanggul Kulon. Kegiatan yang sama dengan kemasan yang berbeda juga dilaksanakan oleh PRA Tanggul Wetan beberapa hari yang lalu. Saya sampaikan terima kasih,” ujarnya.
Hikmah Puasa
Farida dalam tausiah membahas hikmah puasa. Menurutnya yang bisa dipetik dari puasa Ramadhan adalah, pertama soal kedisiplinan. “Berpuasa ini sama halnya dengan melatih disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Karena melatih disiplin ini sangatlah sulit karena butuh keistikamahan dan harus kita tanamkan dalam kehidupan dari kecil hingga saat ini,” terangnya.
Dengan gaya retoris, dia bertanya, “Kok bisa puasa ini bisa melatih disiplin?” Karena dalam puasa sudah ada waktu yang ditentukan, misalkan ketika sahur di akhir waktu sebelum imsak, dan ketika berbuka dicawal waktu ketika adzan Maghrib. Jadi puasa melatih kita untuk disiplin tepat waktu.”
Hikmah kedua melatih kesabaran. “Selama sebulan penuh kita melaksanakan ibadah puasa dengan menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Tidak melakukan hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan dan minum. Sedangkan untuk hawa nafsu seperti amarah tidak membatalkan puasa kita, tetapi bisa mengurangi pahala kita,” paparnya.
“Jadi agar kita melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna dengan mengharapkan titel Mutaqin yang dijanjikan oleh Allah maka kita harus melewati itu semua dengan sungguh-sungguh, dengan niat yang sepenuh hati,” tutur Farida.
Dia menambahkan, keistikamahan yang harus tetap kita jalankan di luar Ramadhan yaitu melaksanakan puasa-puasa sunah, shalat tarawih tetap kita laksanakan yaitu istikamah shalat tahajud. “Kemudian zakat fitrah dan zakat mal yang biasa dikeluarkan pada bulan Ramadhan juga kita lanjutkan dengan sedekah di bulan berikutnya,” pesan Farida.
Jadi, sambungnya, kebiasaan-kebiasaan itu yang harus kita tanamkan sehingga nanti setelah Ramadhan kita pun akan tetap melaksanakannya.
“Bagi yang berhasil menjaga keistikamahan sampai setelah Ramadhan maka insyaallah Allah memberikan gelar Mutaqin kepada kita. Itu yang kita harapkan,” harap dia. (*)
Penulis Heniati Editor Mohammad Nurfatoni