PWMU.CO – Tokoh Muhammadiyah ini tetap mengisi pengajian meski anak kritis di rumah sakit (RS). Drs H Munashir Masyhuri, tokoh Muhammadiyah asal Bedahan Babat Lamongan, memegang prinsip memenuhi undangan adalah wajib hukumnya bagi setiap Muslim.
“Apalagi itu kegiatan dakwah mengisi pengajian yang sudah terlanjur berjanji siap hadir,” ujar Mun–sapaan akrabnya–pada Kamis (4/4/2024).
Alhasil, pria yang telah berusia 71 tahun itu tetap menempuh perjalanan dari rumahnya ke lokasi acara sejauh 50 kilometer. Ia teguh memenuhi undangan menjadi pentausiah di Pengajian dan Buka Bersama (Buber) di SMPM 12 Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Pengajian itu dihadiri 225 undangan. Yakni terdiri dari para Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sendangagung dan simpatisan, guru dan pembina ekstra SMPM 12, guru MIM 13 dan PAUD Aisyiyah, para imam dan takmir masjid dan mushalla, juga karyawan dan tukang bangunan di lingkungan perguruan Muhammadiyah Sendangagung.
Saat mengawali pengajiannya, Mun sempat mengutarakan dan mohon doa untuk kesembuhan anaknya, Syafi’ Fitriya Nuzuly. Saat itu anaknya sedang menjalani perawatan di RS Semen Gresik.
“Saat saya hadir disini sebenarnya anak saya sedang kritis di rumah sakit, tapi demi kewajiban menepati amanat dan janji maka saya tetap hadir mengisi pengajian ini, apalagi ini di kampung halamanku, dan saya mohon doanya untuk kesembuhan anak saya,” pinta pria kelahiran 3 Juni 1953 ini.
Sementara itu, Ketua PRM Sendangagung Ahmad Muhtar MPd punya kesan mendalam terhadap Mun yang merupakan salah satu tokoh pendiri SMPM 12 Sendangagung. “Pak Mun itu luar biasa ketabahannya menghadapi cobaan anaknya yang sedang sakit,” ujarnya.
Sebelum mengisi Kajian Ramadhan jelang buber di SMPM 12 ini, lanjut Ahmad Muhtar, dia mengikuti rapat terbatas Kesejahteraan Keluarga Muhammadiyah Sendang (KKMS) di rumah Ketua KKMS Fazid Ulya Nahari. “Pak Mun hanya minta yang terbaik kepada Allah. Sudah tidak minta yang lain, pokoknya terbaik bagi putrinya,” tutur pria yang memimpin PRM 3 Sendangagung ini.
Sepulang mengisi pengajian pada pukul 19.00 WIB di Sendangagung, Mun lanjut pulang ke rumahnya di Babat pada pukul 20.00 WIB. Saat itu, sang anak bersama suaminya di RS Semen. Tak sempat kembali menemani anaknya di RS Semen, Mun mendengar kabar anaknya telah berpulang pada pukul 02.00 dini hari. Almarhumah meninggalkan empat orang anak. Innalillahi wainnailaihirajiun.
Penulis Gondo Waloyo Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni